BAGHDAD (Arrahmah.id) — Istana Saddam Hussein yang tersebar di seluruh Irak dengan lebih dari 100 bangunan dan vila mewah saat ini dalam kondisi rusak, terbengkalai, dan penuh coretan vandal.
Sebagian besar bangunan warisan Saddam hancur dilanda perang.
Di kediamannya di Babylon, citra Saddam Hussein yang ditakuti terukir di relief seperti kaisar Mesopotamia yang ia idolakan, raja dinasti Kasdim Nebukadnezar II.
Di banyak tempat, inisial SH masih terlihat sebagai pengingat Saddam Hussein yang digulingkan oleh invasi pimpinan AS pada 2003, ditangkap akhir tahun itu, lalu dieksekusi tahun 2006.
Sebagian besar istananya dijarah saat terjadi invasi. Para pencuri memulung semua yang bisa mereka bawa, bahkan mencabut kabel-kabel listrik dari dinding.
Sejak itu, hanya segelintir tempat tinggal megah yang dipakai lagi, sering kali sebagai pangkalan militer atau administrasi publik, sangat sedikit yang jadi museum.
Sementara itu sebagian besar kosong karena biaya renovasinya mahal.
“Kami bisa mengubah istana menjadi museum, setidaknya di Baghdad–museum permadani, misalnya, atau tentang keluarga kerajaan atau seni Islam,” kata Laith Majid Hussein, direktur Badan Kepurbakalaan dan Warisan Negara Irak, dikutip dari AFP (3/2/2022).
Namun, dia mengakui bahwa merehabilitasi banyak kastil raksasa Irak itu akan membutuhkan dana yang luar biasa besar.
Birokrasi dan korupsi yang mengakar juga menjadi rintangan lain, kata seorang pejabat senior pemerintah yang berbicara dengan syarat anonim.
“Birokrasi dan korupsi menghambat restorasi istana-istana ini untuk mengubahnya menjadi kompleks wisata atau pusat warisan,” terangnya.
Istana Saddam Hussein simbol kediktatoran Saddam Hussein selama lebih dari 20 tahun berkuasa di negara kaya minyak itu, memiliki banyak bangunan dan istana yang dibangun dengan menentang embargo Barat tahun 1990-an.
Dalam gejolak perang, banyak istana Saddam Hussein yang rusak akibat pertempuran atau digunakan sebagai pangkalan oleh AS dan pasukan asing lainnya.
Di Baghdad, tiga istana sekarang menjadi tempat kepresidenan dan kantor perdana menteri.
Kompleks Al Faw yang mewah contohnya–dikelilingi oleh danau buatan–sejak 2021 menjadi tempat Universitas Amerika swasta yang dibangun oleh seorang investor Irak. Al Faw, terletak di dekat bandara untuk tamu VIP Saddam Hussein, pernah menjadi pangkalan Amerika. Sekarang bangunan berbatu dan marmer tersebut menjadi auditorium, amfiteater, dan pujasera.
Presiden universitas Michael Mulnix menyuarakan kebanggaan tentang proyek yang menjadikan istana mantan diktator dan orang yang cukup kejam itu menjadi institusi pendidikan tinggi.
Sementara istana utama bertahan relatif utuh, katanya, “semua bangunan lain … benar-benar hancur.”
“Jendelanya pecah semua, ada burung beterbangan, ular di lantai, benar begitu. Jadi sangat kacau. Kami harus masuk dan melakukan renovasi besar-besaran.”
Kemudian di kota Basra ada tiga istana tersisa, yang dua di antaranya digunakan oleh Hashed Al-Shaabi, aliansi paramiliter Syiah pro-Iran yang sekarang terintegrasi ke dalam pasukan reguler Irak.
Adapun istana Saddam Hussein yang ketiga di Basra telah menjadi museum barang antik bergengsi.
“Kami berhasil mengubah simbol kediktatoran ini menjadi simbol budaya,” kata Qahtan Al-Obeid, kepala barang antik dan warisan provinsi.
Sampai saat ini, katanya, Basra adalah satu-satunya provinsi Irak yang mengubah istana Saddam Hussein menjadi museum barang antik.
Di Irak ada total 166 tempat tinggal era Saddam, vila, dan kompleks lainnya, tambahnya.
Seorang arsitek dari rezim sebelumnya, yang juga meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa sejak 2003 Pemerintah Irak hanya membangun sedikit dan terbukti tidak dapat menyamai apa yang didirikan Saddam Hussein.
Majid Hussein mengatakan, di provinsi Babylon pihak berwenang berencana mengubah sebuah istana yang menghadap ke situs Warisan Dunia UNESCO di sana menjadi museum.
Istana megah itu terletak di atas bukit kota yang sejarahnya sudah ada sejak 4.000 tahun lalu.
Setelah bertahun-tahun diabaikan, dindingnya dicoreti vandal dan lampu gantungnya rusak, tetapi beberapa bangunan luar sekarang menjadi kompleks hotel.
“Ketika kami kali pertama datang pada 2007, situs itu dalam keadaan menyedihkan,” kata direkturnya, Abdel Satar Naji, yang menambahkan bahwa pemerintah setempat memutuskan untuk mengubahnya menjadi pusat rekreasi.
Tikrit, kota Irak yang dikenal sebagai kota istana itu adalah kampung halaman Saddam Hussein di barat laut Baghdad di sungai Tigris.
Kompleks kepresidenannya memiliki sekitar 30 vila, tetapi itu semua sekarang juga terabaikan. (hanoum/arrahmah.id)