YERUSALEM (Arrahmah.id) – Ratusan ekstremis “Israel” menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa pada hari pertama Ramadhan, Kamis (23/3/2023) di bawah perlindungan pasukan “Israel”.
Al-Aqsa, yang terletak di Kota Tua Yerusalem Timur yang diduduki, adalah situs tersuci ketiga dalam Islam dan tempat yang paling disucikan oleh umat Islam Palestina.
Departemen Awqaf Islam Yerusalem, sebuah badan Muslim yang mengelola Al-Aqsa, mengatakan 294 ekstremis ikut dalam penyerbuan, di mana mereka melakukan ritual Yahudi yang melanggar pengaturan status-quo yang mengatur kompleks tersebut.
Di bawah kesepakatan lama, ibadah dikhususkan untuk umat Islam di lokasi tersebut, sementara penganut agama lain hanya boleh berkunjung.
Serangan pada Kamis ini terjadi di tengah seruan berbagai kelompok ekstremis untuk mengadakan penyerbuan besar-besaran ke kompleks Al-Aqsa pada hari pertama Ramadhan.
Hamas telah memperingatkan “Israel” agar tidak meningkatkan ketegangan di Yerusalem, seperti yang terjadi tahun lalu yang menyebabkan perang singkat antara keduanya.
Warga Palestina khawatir otoritas “Israel” tengah berusaha membagi kompleks tersebut antara Muslim dan Yahudi dalam hal ruang dan waktu yang tersedia untuk digunakan.
Al-Aqsa sering digerebek oleh fundamentalis Yahudi yang dilindungi oleh pasukan “Israel”.
Situs suci Muslim dan Kristen lainnya di Yerusalem Timur dan Tepi Barat sering juga menjadi sasaran.
Gereja Makam Perawan Maria di kota suci baru-baru ini juga diserang, mendorong Gereja Ortodoks Yunani mendesak “perlindungan internasional” terhadap tempat-tempat suci.
Hal itu terjadi di tengah peningkatan tajam dalam kekerasan terhadap warga Palestina.
Pasukan dan pemukim “Israel” telah membunuh 90 warga Palestina sejauh ini pada 2023 menurut kementerian kesehatan Palestina – rata-rata lebih dari satu orang sehari. (zarahamala/arrahmah.id)