JAKARTA (Arrahmah.com) – Beragam modus kristenisasi mengalami perubahan yang cukup signifikan seiring jalannya waktu. Jika pada masa lalu, modus yang paling sering dilakukan umat kristiani adalah dengan cara bakti sosial atau pembagian sembako. Kali ini, mereka bertindak lebih berani dan ‘revolusioner’.
Bahasan ini menjadi topik utama “Diskusi Membongkar Kedok Kristenisasi Melalui Berbagai Modus” yang digelar oleh Pengurus Harian Partai Bulan Bintang di Markas PBB, Jl. Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Rabu, (17/12/2014).
Sebagai pembicara pertama, hadir Rateka Winner Lee. Pemuda yang menggoncangkan jagad media sosial berkat liputan kristenisasi di acara Car Free Day, Monas, beberapa waktu lalu.
Rateka yang mengaku bersekolah di sekolah kristen (Strada dan Tarakanita, red) ini mengaku dirinya sudah tak tahan lagi dengan orang-orang yang melakukan kristenisasi secara paksa dan terang-terangan.
“Saya nggak tahan, karena yang memakai kalung itu orang-orang Islam. Memang yang jadi sasarannya adalah orang yang jelas-jelas berkerudung,” tutur Rateka.
Tak kuat berdiam diri, ia yang pada saat itu sedang meliput event promosi sebuah ponsel, lantas memanggul kameranya dan meliput aksi kristenisasi secara vulgar itu.
Apa yang dilakukan Rateka, ternyata menyadarkan banyak pihak.
“Banyak orang tahu kalau itu Kristenisasi, tapi mereka mengaku tidak bisa berbuat apa-apa,” ujar lulusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini.
Terakhir, Rateka mengajak semua pihak untuk mulai berani melakukan sesuatu dalam melawan aksi kristenisasi yang semakin masif ini.
“Kalau ada kejadian serupa jangan ragu kita untuk bertindak. Kita rekam bisa dengan handphone. Lalu kita share ke dunia maya,” pungkas Rateka.(azm/kiblat.net/arrahmah.com)