BRUSSELS (Arrahmah.com) – NATO tidak memiliki rencana untuk melakukan operasi udara baru di Libya meskipun di negeri tersebut saat ini sedang terjadi pertempuran yang memanas, ketua aliansi itu mengatakan pada Kamis (26/1/2012).
Baku hantam terjadi di kota oasis Bani Walid awal pekan ini, tiga bulan setelah NATO mengakhiri misinya di Libya dan mendeklarasikan bahwa pihaknya telah menyempurnakan tugasnya untuk melindungi warga sipil.
“Kami tidak ada di Libya dan kami tidak bermaksud untuk kembali,” kata Sekjen Anders Fogh Rasmussen dalam konferensi pers.
Rasmussen menegaskan bahwa mandat AS untuk melakuakn operasi tidak lagi berlaku saat ini. Misi yang berlangsung selama tujuh bulan itu ternyata hanya merupakan aksi pemboman yang berujung pada pembantaian warga Libya serta menyisakan konflik yang cukup sengit di kalangan milisi.
“Pada 31 Oktober kami mengakhiri operasi dan kami menilai bahwa kami telah melakukan tugas kami dengan sempurna dan sukses,” katanya. “Ini juga yang menjadi alasan mengapa kami tidak memiliki rencana untuk kembali. Misi kami telah selesai.”
Menteri Pertahanan Libya, Osama Juili, mengumumkan pada hari Rabu (25/1) bahwa Bani Walid telah ada di bawah kendali pemerintah sejak kekerasan hari Senin terjadi dan menewaskan lima orang. (althaf/arrahmah.com)