TRABZON (Arrahmah.id) – Seorang pria di Turki telah ditahan sehubungan dengan penyerangan terhadap seorang turis Kuwait di kota Trabzon di utara.
Sebuah klip video mengenai insiden pada Sabtu (16/9) telah menjadi viral di dunia Arab, memicu kemarahan luas.
Dalam video tersebut, seorang pria, yang dikabarkan berasal dari Turki, terlibat dalam diskusi panas dengan seorang warga negara Kuwait, yang kemudian dipukul wajahnya.
Turis tersebut, yang diidentifikasi sebagai Mohammed Al-Ajmi yang berusia 46 tahun, tampaknya terjatuh ke tanah hingga tak sadarkan diri, sehingga membuat keluarga dan orang yang lewat ketakutan.
Pengadilan Turki mengatakan penyelidikan atas insiden tersebut telah diluncurkan.
Pernyataan resmi dari pemerintah kota berbunyi: “Pertengkaran verbal terjadi antara dua turis asing, sementara seorang warga Turki mengira kedua turis tersebut melawan petugas polisi yang turun tangan untuk meredakan perselisihan. Warga tersebut tiba-tiba menyerang turis tersebut, yang merupakan seorang turis warga negara Kuwait, hingga menyebabkan cedera.”
Al-Ajmi menerima perawatan medis karena cedera kepala tetapi dibebaskan pada Ahad malam (17/9) setelah petugas keamanan Trabzon memeriksa pria tersebut.
Pejabat kota meminta maaf kepada warga Kuwait tersebut, dengan mengatakan: “Insiden individu ini tidak didukung oleh penduduk Trabzon dengan cara apa pun, dan [pelaku] tidak layak menerima keramahtamahan Trabzon dan Turki.”
Meskipun motif insiden ini tidak jelas, serangan terhadap turis Arab di Turki telah terjadi sebelumnya, di tengah meningkatnya xenofobia.
Trabzon, tujuan wisata populer bagi warga negara-negara Teluk Arab, terkenal dengan iklim musim panas yang sejuk dan keindahan alamnya.
Insiden ini memicu kemarahan di negara Teluk tersebut. Beberapa anggota parlemen mendesak Menteri Luar Negeri untuk mengambil tindakan dan Al-Ajmi beserta keluarganya harus diberikan perlindungan sampai mereka kembali ke Kuwait.
Sebuah protes – yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pemikiran Bebas dan Hak Pendidikan Turki (ÖZGÜR-DER) – berlangsung di Istanbul pada Sabtu (16/9) yang mengecam rasisme, prasangka, dan sentimen anti-imigran.
Ada peningkatan sentiment anti-Arab di Turki dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar menargetkan pengungsi Suriah yang melarikan diri dari perang saudara yang menghancurkan di negara mereka, yang telah menewaskan sedikitnya 500.000 orang dan membuat jutaan orang terpaksa mengungsi.
Warga Suriah, yang berjumlah sekitar 4 juta jiwa di Turki, telah menjadi sasaran serangan fisik dan verbal serta diskriminasi yang meluas.
Bahkan ada kasus pembunuhan dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa tanda toko berbahasa Arab baru-baru ini telah dihapus dari bagian depan toko yang menunjukkan prasangka terhadap bahasa tersebut. (zarahamala/arrahmah.id)