SUKOHARJO, (Panjimas.com) – Wartawan Panjimas.com korban kriminalisasi aparat Ranu Muda Adi Nugroho berharap umat Islam mendukung media Islam meski saat ini masih dianggap remeh.
“Inilah saatnya kita peduli dengan media Islam, saat ini yang diperlukan adalah opini. Islam disudutkan negatif juga karena propaganda media sekuler.” katanya saat menjadi pembicara talk show Solo Muslim Fair, Assalam Hypermart, Sukoharjo, Senin (31/7/2017), seperti dikutip Panjimas.com
Media Islam juga memiliki andil yang tak bisa diremehkan. Saat media maenstrem memboikot umat Islam dalam aksi 212, tapi Allah buktikan kuasanya 7 juta orang datang melakukan turun ke jalan atas kasus penistaan Agama. Media Islam bersatu padu untuk terus istiqomah memberitakan.
Sebelumnya Ranu mengawali dengan menceritakan salah satu tempat hiburan wilayah Banjarsari, kafe Social Kitchen yang menyeretnya ke penjara, meski dirinya tak bersalah. Jajanan minuman keras dan penari berpakaian minim, ditambah dentuman musik yang bersuara keras di Social Kitchen, menurut Ranu, sudah diprotes warga sekitar.
“Sekarang zaman fitnah, seperti saya karena menulis bisa dipenjara. Alhamdulillah Allah beri keajaiban, saya dan LUIS divonis bebas murni, tidak terbukti dengan dakwaan Jaksa,” kata Ranu dalam tema acara “Berani Karena Benar”.
Ranu mengungkapkan dalam masa ditahan, media sekuler memberitakan dirinya dan tokoh LUIS (Laskar Umat Islam Surakarta) sebagai pelaku pengrusakan dan penganiayaan.
“Ini perang media maenstrem, alhamdulillah media muslim bisa mengadvokasi kami. Meski kasus ini pun belum selesai, barang bukti saya belum bisa dikeluarkan karena masih ditahan pihak Kejaksaan,” ungkapnya dihadapan lima puluhan peserta.
(azm/arrahmah.com)