KOLOMBO (Arrahmah.id) – Penjabat Presiden dan Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe pada Kamis (21/7/2022) dilantik sebagai presiden baru negara yang sedang bergulat dengan krisis keuangan terburuknya.
Sebelumnya, pada Rabu (20/7), Wickremesinghe mendapatkan 134 suara di parlemen yang beranggotakan 225 orang di negara kepulauan itu.
Enam kali perdana menteri, Wickremesinghe dilantik sebagai presiden kedelapan oleh Ketua Hakim Jayantha Jayasuriya di kompleks parlemen negara itu.
Wickremesinghe mengatakan kepada wartawan bahwa dia ingin menyatukan semua orang “sehingga konsensus nasional terbentuk.” Dia juga mengatakan dia adalah “teman orang” dan “bukan teman” dari klan Rajapaksa.
Sri Lanka dilaporkan menyalahkan dinasti politik Rajapaksa atas krisis tersebut.
Mantan Presiden Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dari negara itu dan mengundurkan diri pekan lalu di tengah protes massa. Selanjutnya, Wickremesinghe dilantik sebagai presiden sementara negara itu.
Rajapaksa melarikan diri dari Sri Lanka setelah ribuan pengunjuk rasa menyerbu istana presiden di ibu kota Kolombo dan membakar rumah perdana menteri. Saudara laki-laki Rajapaksa, Mahinda, mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada bulan Mei.
Lumpuh oleh kekurangan cadangan devisa setelah runtuhnya ekonomi yang bergantung pada pariwisata, negara berpenduduk 22 juta orang itu telah gagal membayar semua utang luar negerinya.
Mereka tidak mampu membayar makanan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok lainnya, dengan kekurangan bahan bakar pada gilirannya menyebabkan pemadaman listrik harian yang berkepanjangan. Sekolah telah ditutup dan pegawai negeri diminta untuk bekerja dari rumah.
Pemerintah sedang bernegosiasi dengan Dana Moneter Internasional untuk paket bailout, tetapi sejauh ini belum ada kesepakatan yang diselesaikan. (rafa/arrahmah.id)