MARIUPOL (Arrahmah.id) – Pemimpin boneka Chechnya Ramzan Kadyrov mengklaim pada Kamis (24/3/2022) bahwa pasukannya telah menguasai balai kota di pelabuhan Mariupol tenggara Ukraina yang terkepung dan mengibarkan bendera Rusia.
Kadyrov memposting di Telegram sebuah video rekaman telepon di Chechnya, yang dia katakan adalah anggota parlemen Rusia Adam Delimkhanov berbicara kepada “orang-orang gagah berani kami.”
“Orang-orang itu mengirim radio untuk mengatakan bahwa mereka membebaskan gedung otoritas Mariupol dan mengibarkan bendera kami di atasnya,” kata pemimpin Chechnya di saluran Telegram yang memiliki lebih dari 1,4 juta pelanggan.
“Para bandit yang tetap hidup, tidak mengambil risiko dan meninggalkan posisi mereka dan melarikan diri,” tulisnya, menambahkan bahwa “unit lain bergerak secara paralel melalui kota dan membersihkannya dari kotoran Azov,” mengacu pada Batalyon Azov sayap kanan Ukraina.
“Insya Allah sebentar lagi Mariupol akan bersih total,” tulisnya.
Di pelabuhan selatan yang terkepung, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan hampir 100.000 orang terjebak tanpa makanan, air, atau listrik dan mengalami penembakan sengit oleh pasukan Rusia.
Kementerian luar negeri Ukraina mencuit bahwa Moskow telah “meluncurkan fase baru teror terhadap Mariupol” dengan mendeportasi paksa sekitar 6.000 penduduk ke kamp-kamp Rusia.
Kadyrov mengatakan pada 1 Maret bahwa orang-orang Chechen telah tewas dalam invasi Moskow ke Ukraina.
“Sayangnya, sudah ada kerugian di antara penduduk asli Republik Chechnya. Dua meninggal, enam lainnya terluka dalam berbagai tingkat,” kata Kadyrov di Telegram.
Kadyrov, yang bertanggung jawab atas Republik Chechnya atas izin Rusia, dan mengatur negaranya dengan aturannya sendiri, telah memposting video pejuang Chechnya di Ukraina. (haninmazaya/arrahmah.id)