GROZNY (Arrahmah.id) – Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov keracunan sehingga menyebabkan ginjal terganggu. Uniknya, dia justru tidak mempercayai dokter Rusia. Perawatan dilakukan oleh dokter dari Uni Emirat Arab (UEA).
Dilansir Wionews (17/3/2023), Ramzan Kadyrov lebih banyak memilih tinggal di Grozny, ibukota Chechnya dan jarang berkunjung ke Moskow. Itu kenapa dia tidak muncul saat Vladimir Putin melakukan pidato kenegaraan bulan lalu.
Menurut sumber lain, Kadyrov diterbangkan ke Abu Dhabi untuk menjalani perawatan lebih lanjut.
Wartawan oposisi telah mengunggah di Telegram bahwa sumber telah memberi tahu bahwa Ramzan Kadyrov tidak sehat dan mengalami “gejala keracunan”.
Laporan menyebutkan, selama setahun terakhir, Kadyrov menjadi lebih besar, dengan beberapa komentator mengatakan dia terlihat kembung.
Wartawan Kazakhstan, Azamat Maytanov, mengutip sumbernya sendiri, mengklaim Kadyrov mungkin sakit parah, dengan kemungkinan penyebab keracunan.
“Ada informasi bahwa kepala ahli nefrologi UEA, Dr. Yasin Ibrahim El-Shahat, seorang dokter terkenal dengan pengalaman 30 tahun, telah tiba di Grozny [ibukota Chechnya],” tulisnya di saluran Telegramnya.
Dr. Yasin Ibrahim merupakan pakar nefrologi, dialisis, transplantasi, glomerulonefritis, dan gagal ginjal akut.
“Kadyrov diduga sangat buruk dan memiliki masalah ginjal yang serius,” tutur Maytanov yang dikutip Express.
Pengusaha Rusia-Israel yang diasingkan Leonid Nevzlin mengaku menguatkan laporan bahwa Kadyrov keracunan.
Dia berkata: “Sumber saya mengkonfirmasi hal itu. Kadyrov dirawat di UEA, dan ketika dia berada di Grozny untuk waktu yang singkat, seorang nephrologist dari Abu Dhabi secara khusus mendatanginya.”
“Kadyrov jelas tidak mempercayai dokter Rusia. Ada alasan. Sumber saya mengatakan bahwa [masalah dengan] ginjal adalah gejala keracunan dan itulah yang ditakuti Kadyrov.”
Publikasi Bild di Jerman juga mencetak klaim tersebut.
Jet pribadi mewah pemimpin Chechnya diketahui telah melakukan beberapa perjalanan baru-baru ini ke UEA, dan dia kurang terlihat dari biasanya dalam beberapa minggu terakhir.
Ramzan Kadyrov, bersama dengan pemimpin Belarus Alexander Lukashenko, bergantung pada Vladimir Putin dalam berbagai tingkatan untuk stabilitas di negara mereka. (hanoum/arrahmah.id)