Arrahmah.Com–Aksi menolak Presiden AS George Walker Bush ke Indonesia terus berdatangan. Rabu (8/11) kemarin, sejumlah pimpinan organisasi massa Islam yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI) menemui pimpinan DPR di Jakarta, mereka menyampaikan penolakan atas kunjungan Bush ke Tanah Air pada 20 November mendatang.
Selain FUI, sejumlah elemen masyarakat juga menemui DPR. Mereka adalah FBR dan beberapa LSM. Di depan Wakil Ketua DPR, Zaenal Ma’arif dan Soetardjo Soejoguritno yang mewakili pimpinan DPR, mereka menyampaikan protes atas rencana kedatangan Presiden AS tersebut.
“Apa urgensinya Indonesia menerima atau bahkan mengundang Presiden AS untuk datang ke Indonesia, padahal jelas negara itu telah memusuhi bangsa ini,” kata Wakil Forum Umat Islam (FUI), Achmad Sumargono.
Menurutnya, dalam sebuah kajian Bush disebut-sebut telah melakukan pembunuhan terhadap 655.000 warga Iraq sejak 2003 hingga detik ini. ”Lalu, apalagi yang diharapkan dari Bush,” ujar Margono.
Selain FUI dan elemen masyarakat, Pimpinan Ponodok Pesantren Al-Mukmin, Ngruki, Ustad Abubakar Ba’asyir dikabarkan telah berbicara kepada pimpinan DPR melalui sambungan telepon yang menyampaikan keberatan, Ustad Abu, begitu kerap dipanggil mengatakan perlunya bangsa ini memutuskan hubungan dengan AS.
”Karena, bangsa Amerika terutama Presiden Bush harus dilawan, sehingga haram berhubungan dengan orang semacam itu,” katanya dikutip koran Suara Merdeka.
Sejumlah ormas Islam itu menganggap tidak ada pentingnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerima Bush sebagai tamu kehormatannya. Apalagi kedatangan Presiden AS itu justru merugikan masyarakat, bahkan menjadi beban keuangan negara.
Kepada Wakil Ketua DPR Soetardjo Soeryogoeritno dan Zaenal Ma’arif ormas Islam itu membawa poster dan topeng yang menggambarkan penolakan terhadap Bush. Niatan itu disambut baik Soetardjo dengan memeragakan menjewer topeng Bush.
Penolakan yang sama juga disampaikan para mahasiswa di Bandung, Jawa Barat, dan di Makassar, Sulawesi Selatan. Para mahasiswa di kedua kota itu menyatakan penolakan dengan cara menggelar unjuk rasa.
Senada dengan organisasi Islam dan mahasiswa, Wakil Ketua DPR Zaenal Ma’arif juga merasa kurang “sreg” menilai kedatangan presiden negara adikuasa tersebut tidak ada manfaatnya sama sekali.
“Justru banyak ruginya,” cetusnya dalam jumpa pers di gedung DPR Senayan Jakarta kemarin. Sepanjang sejarah, perekonomian negara-negara dunia ketiga yang sempat dikunjungi Bush malah terpuruk.
Dia mencontohkan, sejak zaman reformasi bergulir, tidak ada satu pun investor besar baru dari Amerika Serikat yang menanamkan modalnya di Indonesia. Semuanya hanya memperpanjang kontrak karya dengan pemerintah dan menguasai sumber daya energi lokal.
Langkah terakhir yang bisa dilakukan, lanjut Zaenal, adalah meminta kepada Kedutaan Besar Amerika di Indonesia untuk segera membatalkan kunjungan tersebut.
“Tidak akan ada ruginya kalau kunjungan tersebut batal,” tandasnya. Bahkan, citra SBY bakal naik kalau pemerintah berani membatalkan rencana kunjungan itu.
Pihaknya juga telah menerima surat permohonan dari sejumlah ulama dan LBH yang meminta DPR memelopori penolakan terhadap rencana kedatangan Bush. Surat tersebut langsung dikonsultasikan dalam rapat pimpinan DPR yang digelar kemarin siang. Rencananya, hari ini sejumlah ulama akan datang lagi ke Senayan.
Bagaimana sikap Amerika? Duta Besar AS untuk Indonesia B. Lynn Pascoe kepada SCTV menyatakan, pihaknya sudah memperhitungkan banyaknya aksi penolakan. Namun dia meyakini kejadian itu tidak akan mengganggu kunjungan Bush.
Dilain pihak, persiapan menyambut kedatangan Bush terus berlangsung. Di sekitar Kebun Raya Bogor pengamanan diperketat hingga radius dua kilometer. Bahkan arus lalu lintas sudah akan dialihkan mulai 15 November mendatang.
Selain persiapan penjagaan keamanan super ketat kepada Bush. Kedatangan Presiden AS itu akan dikawal langsung dua pesawat tempur jenis F-16 milik TNI Angkatan Udara. Dua pesawat tempur sergap ini akan mengamankan kedatangan George W Bush saat memasuki wilayah udara Indonesia. [hidayatullahh/arm]