KABUL (Arrahmah.com) – Ramai kabar Taliban telah memenggal kepala pemain voli wanita dan mengunggah foto kepalanya di media sosial.
Pemain voli wanita itu bernama Mahjabin Hakimi, yang berprestasi dari Klub Voli Kabul, seperti yang dilansir dari Daily Mail pada Kamis (21/10/2021).
Menurut pelatihnya yang diwawancarai oleh The Persian Independent, Mahjabin Hakimi dipenggal oleh Taliban pada awal Oktober. Laporan pelatih tersebut disebutkan secara anonim.
Namun isu itu dibantah keluarga Mahjabin Hakimi dan saudara laki-lakinya Skandar Hakimi.
“Dia tidak dibunuh oleh Taliban pada Oktober. Kematian Mahjabin terjadi pada 6 Agustus dan tubuhnya ditemukan di kamar mandi tunangannya di Kabul,” kata keluarganya.
“Dia (tunangannya) mengklaim Mahjabin mati gantung diri. Namun, keluarga kami mencurigai adanya tindakan licik yang dilakukan oleh mertuanya,” lanjut keluarga Mahjabin Hakimi.
Kerabat mendiang pemain voli wanita itu membagikan gambar batu nisan yang ditulis nama Mahjabin Hakimi, tanggal kematian menurut kalender Persia 15-5-1400, di usia 25 tahun, dan nama ayahnya Mohammad Sarwar.
Tiga kalimat pertama dari nisan itu diterjemahkan oleh kerabatnya menjadi berbunyi, “Makam almarhum Mahjabin Hakimi putri Mohammad Sarwar Hakimi yang bergabung dengan rahmat Allah pada Jumat malam, 15/5/1400 pada usia 25 tahun.”
Sebelumnya dalam akun Facebook Skandar Hakimi tertanggal 7 Agustus , pemilik akun sempat mengunggah gambar saudarinya yang menggunakan perlengkapan militer, disertai kabar duka cita. “Aku akan selalu bangga padamu, saudariku sayang,” seperti yang dilansir dari Altnews.in pada Kamis (21/10).
Foto profil Facebooknya itu diperbarui dengan warna hitam dan memiliki lebih dari 100 komentar belasungkawa.
Berbicara tentang Mahjabin, kerabat itu berkata, “Mahjabin adalah panutan bagi gadis dan wanita muda. Sama seperti ayahnya, Sarwar Hakimi, dia tertarik pada olahraga seperti bola voli dan bola basket.”
Keluarga Mahjabin Hakimi kemudian menyebutkan bahwa sejak 2015, wanita tersebut bekerja di Kementerian Dalam Negeri Afghanistan.
Anggota keluarga menginformasikan bahwa Mahjabin bertunangan pada 2020. Sejak itu, dia tinggal di rumah tunangannya di bawah aturan keluarga bersama di Kabul.
Mahjabin telah direncanakan akan menikah pada awal Agustus, tetapi ia telah meninggal dahulu.
Lebih lanjut kerabat mengungkapkan bahwa Mahjabin mendapat beasiswa dari AS dan ini menjadi penyebab konflik dengan mertuanya. (hanoum/arrahmah.com)