Arrahmah.Com – Bulan Ramadhan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai sebuah pedoman untuk seluruh manusia, bukti yang jelas untuk petunjuk serta pembeda (antara haq dan batil). Maka siapa saja yang melihat (bulan pada malam pertama) bulan (Ramadhan), dia harus berpuasa pada bulan tersebut (2: 183)
Sebagaimana bom-bom yang dijatuhkan di kota-kota Afghanistan, Pakistan, dan Irak, juga sebagaimana laki-laki tua, wanita dan anak-anak yang diteror dengan sekumpulan senjata-senjata canggih, Juga para wanita bercadar, lelaki berjenggot, bergamis, dan bercelana ngantung, masjid yang diteror, faktanya bahwa mereka semua adalah Islam dan Kaum Muslimin,
Ramadhan ini harus menjadi sebuah waktu untuk introspeksi bagi seluruh Muslim. Sebuah waktu untuk becermin atas sebenar-benarnya tujuan dari penciptaan kita, sebuah waktu untuk becermin berapa banyak kewajiban yang belum kita laksanakan, dan sebuah waktu untuk becermin bagi saudara-saudara kita yang menangisi bantuan di negeri-negeri Muslim yang sedang terjajah, sebagaimana di Palestina, Irak, Afghanistan, Irak, Kaukasus, Moro, Pattani, Kashmir dan lainnya.
Sebagaimana banyak diantara kita menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan yang penuh dengan ibadah rutin, dimana mengkonsumsi makanan dilarang pada saat siang hari dan pada saat habis Ramadhan banyak yang kehilangan arti dari bulan yang agung ini. Bulan Ramadhan seharusnya dijadikan oleh Ummat Muslim untuk mengevaluasi kembali ikrar mereka kepada Allah SWT, mendeklarasikan bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah SWT (yaitu bahwa kita tidak menerima apapun sebagai tuhan kita atau pencipta semua makhluk kecuali Allah dan kita hanya menjadikanNya sebagai satu-satunya sumber ketetapan), dan bahwa Muhammad SAW adalah Rasul terakhir (yaitu bahwa dia adalah satu-satunya contoh yang harus kita ikuti).
Bulan Ramadhan ini kita akan menyaksikan 85 tahun Ummat Muslim hidup tanpa Khilafah, dan tanpanya Ummat Muslim menjadi terperosok ke dalam jurang kehinaan, mulai dari pendudukan negeri-negeri Muslim sampai serangan langsung terhadap kepercayaan kita, dimana sebagian Muslim bahkan datang dengan meragukan kebenaran Negara Islam sebagai sebuah bentuk pemerintahan yang bisa diaplikasikan pada abad 21.
Ummat Muslim mempunyai sejarah yang agung, dimana peradaban barat banyak berhutang padanya. Ummat Muslim hidup dengan otoritas politik lebih dari 1300 tahun, batasan-batasannya yang dibentangkan di muka bumi, berhukum dengan keadilan, memberikan Muslim dan non muslim ghanimah juga hak-haknya. Tetapi pada tahun 1924, Ummat Muslim berhadapan dengan malapetaka yang paling besar dimana mengguncang hak paling mendasar dari eksistensi mereka, pada saat pemerintah Inggris, yang dibantu oleh Mustapha Kemal At-taturk, yahudi laknatullah, berhasil menghancurkan Negara Islam.
Selanjutnya, sejak saat itu Ummat Muslim menyaksikan lebih banyak peristiwa penting yang telah diatur untuk merubah tatanan dunia sebagaimana kita telah mengetahuinya. Peristiwa 11 September 2001 telah merubah perpolitikan dunia. Dimana peristiwa tersebut menyibak konflik antara Islam dan Kufur dan menempatkan Islam pada garis terdepan agenda dunia.
Dengan demikian secara jelas membuat sebuah batasan antara camp iman dan camp kufur, dengan membuat pembagian itu menjadi jelas dan tegas.
Peristiwa itu juga menghidupkan konflik antara Haq dan Batil menjadi secara langsung dan terbuka berhadapan serta berperang sebagai pembangkit untuk memanggil Ummat Muslim. Sungguh setelah peristiwa 11 September 2001 munafiqin bersembunyi dalam Ummat ini dimana bersama-sama dengan kebencian kuffar kepada ummat Muslim.
Kuffar menerjunkan pasukan salib mereka untuk melawan Muslim dan seluruh dunia menjadi medan pertempuran terbuka yang digunakan untuk perang melawan Islam dan ummat Muslim diperangi di setiap belahan dunia. Bulan Ramadhan adalah sebuah kesempatan bagi Ummat Muslim untuk memeluk Islam sebagai sebuah sistem politik yang menyeluruh, yang bisa memberikan solusi bagi setiap permasalahan yang dihadapi manusia. Ini adalah waktu dimana Muslim harus bangkit dari pemahaman bahwa Islam hanyalah sebuah agama kepercayaan yang dilaksanakan secara personal. Tetapi tidak demikan, Al-Qur’an telah diturunkan pada Bulan ramadhan dengan tujuan untuk diaplikasikan pada seluruh lini kehidupan kita dan menjadi dominan di atas seluruh permukaan bumi.
Melihat peristiwa dunia, garis perjuangan telah tergambar dan setiap Muslim harus membuat pilihan sebagaimana dia menempatkan diantara kesetian sesungguhnya dan kesetian palsunya. Pemerintah Inggris telah bekerja keras meredam perbedaan antara orang Inggris dan Muslim, tetapi seseorang mendeklarasikan kedaulatan kepada ratu dan lainnya mendeklarasikan kedaulatan kepada Allah SWT. Namun visi dari banyak saudara-saudara kita menjadi lemah dan Allah SWT berfirman:
“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS Al Anfal, 8: 25).
Tidak hanya sebagian Muslim yang telah memilih untuk berada di sisi musuh-musuh Islam, tetapi mereka juga lebih lanjut memerangi Muslim yang ikhlas dan jama’ah yang bekerja untuk menerapkan Dien Allah di muka bumi ini.
Maka pilihannya telah jelas yaitu kita berada pada sisi Iman atau kita berada pada sisi kufur. Pemimpin Muslim di dunia telah melakukan kemurtadan dan telah diekspos oleh Allah SWT, sebagaimana mereka satu persatu berada dengan barat bersekutu dalam perang mereka melawan saudara-saudara Muslim kita di Irak, Afghanistan, dan lainnya.
Mereka semua mengulurkan tangan mereka untuk mendukung kuffar tetapi tidak menjawab tangisan anak-anak yang dibantai di Palestina, tidak ada yang mengacungkan jari untuk melindungi saudari-saudari kita yang telah diperkosa di Kashmir, tidak ada juga yang mengeraskan suara untuk mengutuk kekejaman yang sekarang dilakukan di Chechnya. Itu karena mereka semua terlibat dalam kejahatan kuffar melawan Ummat Muslim.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (QS Ali Imran, 3: 118)
Ramadhan ini adalah sebuah bulan kesempatan dimana pintu-pintu jannah terbuka dan pintu-pintu neraka tertutup dan syaitan dibelenggu. Ini adalah sebuah kesempatan untuk berdiri melawan sumpah Iblis yang dibuat kepada Allah …kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)..” (QS Al A’raaf, 7: 17)
Bulan Ramadhan ini kita harus bersumpah kepada Allah bahwa kesetiaan kita adalah hanya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya SAW, bahwa kita hanya akan menerima perintah Allah (Syari’ah), bahwa kita akan mendukung, membantu saudara-saudara Muslim kita di seluruh dunia, bahwa kita tidak akan pernah bersekutu dengan Kuffar, bahwa kita akan ambil bagian dalam perjuangan menerapkan Khilafah sebagai sebuah kewajiban atas semua Muslim, dan bahwa kita mendukung, dan membantu jihad di seluruh dunia.
Kita memohon pada Allah SWT agar diberikan kemenangan kepada kita dan sekutu-sekutu kita untuk memanfaatkan kemuliaan dalam bulan Ramadhan, dimana Dia SWT membuat kita masih tetap menyembah-Nya, untuk menjauhkan kita dari perbuatan pembangkangan, kufur dan syirik, dan memudahkan kita untuk beribadah. Dimana Allah SWT menetapkan bagi kita dengan kuat sebagai Muslim, yang benar dalam berkata dan perbuatan. Dimana bahwa Dia mempersatukan ummat Muslim di bawah panji Islam, dibawah otoritas satu Khalifah dan bahwa Dia SWT memberikan kita kemenangan atas musuh-musuh Islam.
Dari Abu Hurairah telah diriwayatakan bahwa Rasulullah menaiki mimbar dan berkata:
“Amin, Amin, Amin” kemudian ditanya: Yaa Rasulullah, anda menaiki mimbar dan mengucapkan Amin sebanyak tiga kali? Kemudian beliau berkata: “Sesungguhnya Jibril AS datang kepadaku dan berkata ‘siapa saja yang mencapai bulan Ramadhan dan tidak mendapatkan ampunan (atas dosanya) maka akan masuk neraka, kemudian semoga Allah menjauhkannya, ucapkanlah: Amin, kemudian aku berkata Amin (Ibnu Khuzaymah, Ahmad, Muslim, Baihaqi)
(arrahmah.com)