YOGYAKARTA (Arrahmah.com) – Tidak boleh ada ormas yang mengtasnamakan agama melakukan sweeping, nuansa hari suci ramadhan jangan diwarnai gejolak, demikian yang dikatakan Brigadri Jenderal (Pol) Sabar Rahardjo, Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Bulan suci Ramadhan tak lama lagi akan datang, sweeping tempat-tempat maksiat biasanya meningkat agar perbidatan umat Islam menjadi lebih khusyu’.
Namun, Kapolda DIY itu beranggapan bahwa sweeping yang dilakukan organisasi masyarakat (ormas) akan ‘menodai’ nuansa suci bulan Ramadhan. Ia ingin selama bulan suci Ramadhan ormas apapun tidak boleh melakukan sweeping atau perusakan tempat-tempat hiburan, serta tempat-tempat yang dianggap maksiat.
Menurutnya, jangan sampai Yogyakarta sebagai kota budaya, pendidikan, dan wisata tercoreng oleh gerakan-gerakan massa ‘radikal’.
“Tidak boleh ada ormas yang mengatasnamakan agama, melakukan sweeping dan perusakan tempat-tempat yang dianggap maksiat, seperti tempat pelacuran, penjualan minuman keras dan sebagainya. Nuansa hari suci ramadhan jangan diwarnai gejolak,” katanya, Kamis (28/6/2012) di Yogyakarta, dikutip Kompas.com.
“Kalau ormas-ormas mengetahui hal-hal yang meresahkan, silakan lapor kepada polisi, kami yang akan menindaklanjuti. Enggak boleh ada ormas yang merasa diri superior dan melakukan tindakan-tindakan penertiban seenaknya sendiri,” tambahnya.
Menurut laporan, semua kepala kepolisian resor (kapolres) di kabupaten atau kota, diinstruksikan untuk mengindentifikasi tempat-tempat hiburan. Hasil identifikasi tersebut kemudian didiskusikan bersama jajaran muspida.
Menanggapi hal ini, Front Pembela Islam (FPI) mengatakan, FPI akan melakukan sweeping sebelum Ramadhan di tempat-tempat hiburan dan tempat-tempat yang dianggap maksiat. Hal tersebut ditegaskan oleh Ketua FPI DI Yogyakarta-Jateng, Bambang Tedi.
“Kami baru akan rapat. Mungkin sebelum Ramadhan, karena selama Ramadhan beberapa anggota FPI berangkat ke Tanah Suci secara massal,” katanya, lapor Kompas.com. (siraaj/arrahmah.com)