(Arrahmah.com) – Karim Abdul Majid dalam situs islamstory.com mencatat dengan cukup menarik mengenai tradisi Ramadhan di masa Khilafah Turki Utsmani. Apa yang dilakukan Sultan dan pejabat kekhilafaan secara khusus, dan masyarakat secara umum dalam momentum Ramadhan menunjukkan penghormatan mereka yang tinggi terhadap bulan agung ini.
Observasi Hilal Ramadhan
Menjelang Ramadhan, biasanya Hakim Istanbul mengirim utusan untuk mengobservasi wujud hilal. Jika hilal Ramadhan sudah terlihat, para utusan ini bertebaran di jalan raya untuk mengumumkannya. Di masjid-masjid dinyalakan lampu-lampu gantung sebagai tanda kedatangan Ramadhan. Bahkan orang yang pertama kali melihat hilal, akan mendapatkan hadiah yang banyak, khususnya dari negara, karena dianggap sebagai orang yang pertama kali menyampaikan kabar gembira masuknya bulan Ramadhan.
Suasana Istana Khilafah
Ketika bulan Ramadhan tiba, di istana Sultan ada beberapa tradisi unik.Sejak awal sultan mengeluarkan edaran khusus mengenai bulan Ramadhan yang berisi beberapa poin untuk mengingatkan orang agar menjaga kaidah-kaidah yang hanya bisa dilakukan secara antusias di bulan Ramadhan.
Bahkan, lima belas hari sebelum Ramadhan, Sultan mengintruksikan agar dibentuk tim khusus untuk mensurvei kebutuhan pangan di pasar dan mengatur harganya. Sultan sendiri bahkan memilih jenis gandum yang akan dibuat roti untuk masyarakat. Sampai berat dan takaran garam yang mau dicampur untuk adonan roti pun beliau awasi. Kalau hasilnya sudah memuaskan, baru bisa dijual.
Dalam surat edaran tersebut, juga berisi arahan kepada para penasehat agar mengingatkan orang menjaga shalat jamaah di masjid, mengingatkan orang di jalan agar tidak masuk rumah orang tanpa seizinnya, tidak mengonsumsi makanan atau minuman di siang bulan Ramadhan, dan mengajak mereka berdoa untuk keberlangsungan Daulah Utsmani.
Para Astronom
Khusus kepada kepala astronom istana, bertugas menentukan waktu imsak Ramadhan sejak lima belas hari sebelum puasa atau sepuluh hari sebelum berakhirnya bulan Sya’ban.
Penyambutan Ramadhan
Penyambutan Ramadhan di zaman Khilafah Turki Utsmani sungguh megah di istana. Penyambutan bulan agung ini diiringan dengan karangangan bunga sebagai ucapan selamat kepada Sultan dari delegasi negera asing. Di samping itu juga ada undangan buka bersama bersama dengan orang Islam pada umumnya. Tujuannya adalah mempererat hubungan sesama muslim dan non-muslim. Pembagian makanan gratis untuk seluruh tamu undangan ini terus berlangsung dalam bulan Ramadhan hingga Lailatul Qadar.
Pada hari itu Sultan memerintah pegawai dan anak buahnya agar menyembelih sembelihan beraneka ragam di berbagai tempat umum dan halaman yang luas di pintu-pintu Istanbul. Daging-daging sembelihan itu diperintahkan agar dibagi kepada masyarakat khususnya orang fakir atau yang membutuhkan. (Bersambung)
*Sumber: AQLNews
(ameera/arrahmah.com)