RIYADH (Arrahmah.id) – Muslim akan merayakan bulan suci Ramadhan dua kali dalam satu tahun pada 2030, menurut astronom Saudi Khaled al-Zaqaq.
Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa kalender Hijriah Islam didasarkan pada siklus bulan, sedangkan kalender Gregorian menandai perjalanan bumi mengelilingi matahari.
Perbedaan antara dua kalender berarti bahwa Ramadhan akan jatuh dua kali dalam satu tahun Gregorian kira-kira setiap 30 tahun, kata astronom dalam sebuah video yang diposting di akun Twitter, lansir Al Arabiya (11/4/2022).
Terakhir kali terjadi pada tahun 1997, dan sebelumnya pada tahun 1965. Diperkirakan akan terjadi lagi pada tahun 2063.
Pada tahun Hijriah 1451 H, Ramadhan akan dimulai sekitar tanggal 5 Januari 2030, dan pada tahun 1452 H jatuh sekitar tanggal 26 Desember 2030.
Ini akan mengakibatkan ummat Islam berpuasa selama sekitar 36 hari total pada tahun 2030, satu bulan penuh 30 hari untuk tahun 1451 H dan sekitar enam hari untuk tahun 1452H.
Tahun lunar Hijriah berlangsung selama 354 atau 355 hari, artinya tidak sejalan persis dengan kalender Masehi yang 365 hari.
Ini juga berarti bahwa Ramadhan jatuh di musim yang berbeda setiap tahun –berlangsung dalam siklus sekitar 32 tahun.
Ramadhan 1449 H, yang akan dimulai pada tahun 2028, akan berlangsung pada pertengahan musim dingin.
Pada tahun 1466 H, bertepatan dengan tahun 2044, bulan suci akan dimulai pada puncak musim panas.
Puasa Ramadhan dilaksanakan dari terbit fajar hingga terbenam matahari, artinya puasa terlama terjadi saat Ramadhan pada musim panas, dan terpendek ketika jatuh pada musim dingin. (haninmazaya/arrahmah.id)