(Arrahmah.com) – Pertemuan para tokoh oposisi dan politisi sekuler Suriah di Doha akhirnya membentuk Majlis I’tilaf, Dewan Persatuan. Organisasi yang dipimpin oleh Mu’adz Al-Khathib itu akan menggantikan peranan Dewan Nasional Suriah. Salah seorang anggota Dewan Persatuan, Riyadh Saif telah mengajukan proposal perdamaian dengan rezim Suriah.
Amerika Serikat melalui Menlu Hillary Clinton telah mendesak para tokoh oposisi dan politikus sekuler Suriah untuk menggelar pertemuan di Doha. Hal itu setelah Dewan Nasional Suriah yang berpusat di Ankara tidak memiliki kekuatan apapun terhadap mujahidin Islam dan FSA yang berperang di Suriah.
Amerika dan Barat ketakutan rezim Nushairiyah Bashar Asad tumbang dan digantikan oleh mujahidin Islam dan FSA yang menegakkan negara Islam berdasar syariat Islam. Amerika dan Barat ketakutan pemerintahan baru Suriah pasca tumbangnya rezim Nushairiyah akan mengancam eksistensi penjajah zionis Yahudi.
Itulah alasan Amerika, Barat dan rezim-rezim Arab sekutu Barat mendesak para tokoh oposisi dan politikus sekuler Suriah untuk bertemu di Doha. Pertemuan yang berakhir dengan pembentukan Dewan Persatuan itu adalah skenario AS, Barat dan rezim-rezim Arab. Dewan Persatuan tak lain adalah kepanjangan tangan Barat guna mengamankan kepentingan-kepentingan Barat di Suriah.
Rakyat dan revolusioner lapangan Suriah sendiri telah memahami betul hal itu. Rakyat, mujahidin Islam dan FSA menolak dan tidak mengakui Dewan Persatuan sebagai wakil mereka. Bagi rakyat, mujahidin Islam dan FSA, nasib revolusi Suriah ditentukan oleh jihad dan kesabaran mereka berapapun pengorbanan yang harus mereka bayarkan. Mereka tidak mempercayai lobi-lobi politik di hotel-hotel mewah. Mereka tidak mempercayai para politikus hotel yang mencoba untuk mencuri hasil revolusi demi kepentingan pribadi mereka.
Para aktivis revolusi di kota-kota dan desa-desa Suriah yang bergolak telah berkeliling. Mereka menemui dan mewancarai mujahidin Islam dan FSA yang bertempur melawan militer rezim Suriah. Mereka menemui dan mewancarai rakyat Suriah yang menjadi korban langsung kebiadaban rezim Nushairiyah Suriah. Ternyata suara mereka semua telah bulat, revolusi bersenjata harus terus berlangsung dan tidak mempercayai sedikit pun Dewan Persatuan.
(muhib almajdi/arrahmah.com)