KARACHI (Arrahmah.com) – “Mengembalikan pasokan NATO adalah lisensi untuk membunuh Muslim,” terpampang jelas tulisan pada spanduk yang mewakili suara rakyat Pakistan dari Jamaat-e-Islami yang masih memprotes pembukaan kembali jalur pasokan NATO.
Ribuan rakyat Pakistan kembali turun ke jalan-jalan di selatan negara itu untuk menentang keputusan Islamabad untuk membuka kembali rute pasokan NATO ke Afghanistan, dilansir Presstv.
Demonstrasi itu digelar di pelabuhan kota Karachi pada hari Ahad (15/7/2012) kemarin untuk melampiaskan kemarahan mereka atas keputusan pemerintah mereka yang dinilai sebagai keputusan fatal.
Demonstrasi itu diorganisir oleh Jama’at-e-Islami, sebuah partai politik Islam yang paling kuat di Pakistan.
Para demonstran mendesak pemerintah untuk segera menutup jalan-jalan yang biasa dilewati oleh truk-truk yang membawa pasokan untuk pasukan pimpinan AS-NATO di Afghanistan.
Mereka meneriakkan, “Hentikan pasokan NATO!” dan “Pengembalian (rute) pasokan NATO adalah lisensi untuk membunuh Muslim!”.
Syed Munawar Hasan, Amir Jama’at-e-Islami mengatakan kepada Presstv bahwa Pakistan harus meninjau kembali kebijakan luar negerinya.
“Kebijakan luar negeri kita harus menjadi kebijakan luar negeri yang independen, yang artinya kita harus menjaga prioritas kita sendiri dan bukan priorotas Amerika,” tambah Hasan.
Puluhan ribu rakyat Pakistan telah melakukan protes di kota-kota besar Pakistan untuk mendesak pemerintah Pakistan untuk menghentikan pasokan NATO. Menerikkan slogan-slogan anti AS-NATO, “Kematian untuk Amerika Serikat” “Stop pasokan NATO, NATO merupakan kebinasaan bagi Pakistan” dan slogan-slogan lainnya yang menunjukkan kebencian mendalam rakyat Pakistan terhadap AS-NATO.
Islamabad telah memutuskan membuka kembali rute pasokan NATO pada (4/7) menyusul bujukan Hillary Clinton yang mengatakan “sorry” atas serangan udara pasukan NATO yang telah menewaskan 24 tentara nasional Pakistan tahun lalu. (siraaj/arrahmah.com)