ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Ribuan orang berunjuk rasa di barat laut Pakistan pada Rabu (16/1/2013) memprotes pembunuhan terhadap 18 warga desa setempat dalam serangan tengah malam yang dilancarkan oleh tentara boneka Pakistan. Dalam aksinya, mereka memperlihatkan jenazah para korban.
Protes itu terjadi ketika ribuan pendukung seorang ulama meneruskan protes anti-pemerintah di ibukota, Islamabad untuk hari ketiga, melumpuhkan sejumlah wilayah di ibukota.
Kematian 18 warga sipil terjadi pada Selasa (15/1) di daerah yang dikenal dengan Khyber. Daerah ini menjadi bagian dari wilayah di mana pasukan boneka Pakistan melancarkan kampanye militer melawan Mujahidin. Kelompok hak asasi manusia dan warga setempat menyatakan operasi militer Pakistan sering menyebabkan korban sipil.
Sekitar 3.000 orang berkumpul di luar rumah gubernur provinsi Khyber Pakhtunkhwa di Peshawar.
Mereka mengatakan sekelompok pria bersenjata berseragam militer menyerbu rumah warga dan menembaki penduduk setempat.
Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan anti-militer dan meminta militer untuk mengakhiri operasinya. Salah satu slogan yang ditulis dalam bahasa urdu mengatakan : “Kami juga orang Pakistan, jangan membunuh kami!”.
Shabir Ahmed, seorang anggota paramiliter Frontier Constabulary mengatakan dia dan empat saudaranya serta ayahnya berada di rumah ketika tentara Pakistan menyerbu rumahnya, melepaskan tembakan dan membunuh mereka.
“Saya ingin tahu siapa yang membunuh saudara-saudara dan ayah saya dan mengapa mereka menjadi korban,” ujarnya.
Mayat warga desa yang tewas dalam serangan di Peshawar dibungkus dengan selimut, dipajang dan diletakkan di luar rumah gubernur saat aksi protes terjadi.
Kelompok hak asasi manusia menuduh militer Pakistan melakukan banyak pelanggaran HAM dalam kampanye militer mereka di wilayah kesukuan Pakistan.
Dalam sebuah laporan yang dirilis bulan Desember tahun lalu, Amnesti Internasional menuduh militer Pakistan secara teratur menangkap orang tanpa tuduhan jelas dan menyiksa mereka. Kelompok yang berbasis di London ini mengatakan bahwa beberapa tahanan yang tidak dapat bertahan dikembalikan ke keluarga mereka dalam keadaan telah meninggal dunia atau mayat mereka dibuang di daerah terpencil.
Militer boneka Pakistan menolak tuduhan Amnesti dan mengklaim laporan tersebut “bohong” meskipun mereka tidak memberikan bukti atau argumen untuk menyangkal tuduhan Amnesti Internasional. (haninmazaya/arrahmah.com)