PAKISTAN (Arrahmah.com) – Ribuan rakyat Pakistan dari 40 kelompok agama dan politik yang berbeda telah mengadakan demonstrasi untuk mengutuk kebijakan Amerika Serikat (AS) atas tidak adanya sanksi untuk serangan-serangan serangan-serangan pesawat pembunuh tanpa awak (drone) AS, mereka juga mendesak AS untuk menghentikan drone di wilayah Pakistan.
Demonstrasi yang diadakan pada Ahad (22/1/2012) di kota garnisun Rawalpindi, sekitar 24 kilometer selatan dari ibukota Islamabad, adalah salah satu demonstrasi anti-AS terbesar yang diadakan di negara itu.
Para demonstran marah meneriakkan slogan-slogan menentang AS dan kegiatannya di Pakistan, “Sampai kehancuran Amerika Serikat, kami akan terus berjuang melawan itu,” teriak salah satu aktivis yang mengikuti demonstrasi yang diselenggarakan oleh Dewan Pertahanan Pakistan, yang merupakan aliansi dari 40 partai politik dan kelompok keagamaan.
Para penyelenggara mengatakan massa berjumlah besar turun berdemonstrasi menunjukkan referendum terhadap apa yang mereka gambarkan sebagai, kebijakan tidak adil AS terhadap Pakistan.
Hubungan antara kedua belah pihak telah memburuk khususnya sejak serangan AS terhadap militer Pakistan tahun lalu, dan Pakistan bersikeras bahwa serangan udara tersebut melanggar kedaulatannya.
Pembicara pada demonstrasi menyampaikan pidato dengan keras, mendesak pemerintah untuk menghentikan kerjasama dengan AS dalam misi apa yang disebut AS “perang melawan teror”.
Beberapa dari mereka bahkan menyarankan bahwa Pakistan harus mencegah pesawat AS dari menggunakan wilayah udaranya dalam perjalanan mereka ke dan dari Afghanistan.
“Ada 400 hari penerbangan AS dari Afghanistan, dan Pakistan harus menutup koridor udara untuk AS,” kata seorang demonstran.
Demonstrasi dihadiri oleh kelompok-kelompok Islam, Jamaatud Dawa dan Jamiat Ulema-e-Islam-Sami, partai politik Jamaat-e-Islami, Liga Muslim Awami, dan Liga Muslim Pakistan-Zia, serta mantan kepala Angkatan Darat, pensiunan Jenderal Mirza Aslam Baig, dan mantan kepala Antar-Badan Intelijen Negara (ISI), Hamid Gul.
Pakistan telah menutup penyeberangan perbatasan terhadap konvoi pasokan untuk pimpinan pasukan asing yang berada di Afghanistan, karena marah atas serangan mematikan serangan udara pimpinan NATO yang menewaskan 24 tentara Pakistan di dua pos pemeriksaan di barat laut negara itu, di perbatasan Afghanistan pada 26 November 2011 lalu.
Politisi Pakistan, Ijazul Haq, mengatakan kepada presstv, “Kami tidak akan membiarkan persediaan (pasokan) NATO sampai saat AS setuju untuk menghentikan serangan drone di Pakistan.”
Dia menambahkan bahwa AS dan aliansi militer Barat harus berhenti melakukan tindakan agresi terhadap Pakistan.