ANBAR (Arrahmah.com) – Ratusan ribu Muslim Sunni Irak menggelar aksi unjuk rasa menentang rezim Syiah Irak di provinsi Anbar, mereka mengeluhkan marjinalisasi yang mereka alami.
Demonstrari besar digelar di ibukota provinsi, Ramadi dan di Fallujah pada Jum’at (1/2/2013). Para pengunjuk rasa juga berbaris di ibukota Baghdad, Mosul dan di pusat kota Samarra.
Di Fallujah dan Ramadi, demonstran melakukan sholat Jum’at berjamaah di jalan raya yang menghubungkan Irak dan Yordania.
Para pengunjuk rasa mengeluhkan diskriminasi yang terorganisir, mengatakan bahwa kebijakan “anti-terorisme” dan kebijakan lainnya menargetkan Muslim Sunni.
Pemimpin suku dan aktivis politik juga menyeru protes di Fallujah untuk solidaritas atas tewasnya tujuh pemuda dalam bentrokan antara pasukan boneka Irak dengan pengunjuk rasa di Fallujah pada pekan lalu. Para pengunjuk rasa mengangkat foto korban tewas dan meneriakkan slogan anti-pemerintah.
Reporter Al Jazeera melaporkan dari Fallujah, mengatakan bahwa banyak dari peserta demo berjalan kaki berjam-jam untuk menghadiri protes kemarin (1/2).
Aksi unjuk rasa besar-besaran ini dipicu oleh diskriminasi yang nyata oleh rezim kafir Syiah terhadap rakyat dari kalangan Muslim Sunni. Banyak dari pemuda Sunni yang sulit mendapat pekerjaan dan banyak dari mereka yang harus merasakan pahitnya keadaan di penjara tanpa alasan yang jelas.
Pemerintah Syiah yang dipimpin oleh Nouri al-Maliki telah menawarkan beberapa konsesi, termasuk membebaskan ratusan tahanan Muslim, namun pengunjuk rasa semakin tumbuh lebih menantang setelah kematian di Fallujah pada pekan lalu.
“Kami tidak akan pernah melupakan apa yang tentara lakukan kepada kami Jum’at lalu, tidak hanya di Jum’at lalu, tetapi semua perilaku mereka terhadap kami,” ujar Omar Al-Jumaili (51) di Fallujah. “Kami menuntut tentara Irak harus meninggalkan daerah ini.”
Sementara itu, Daulah Islam Irak menyeru Muslim untuk mengangkat senjata melawan pemerintah kafir Syi’ah.
Dalam sebuah pernyataan audio yang diposting Jum’at, juru bicara Daulah Islam Irak, Abu Mohammed al-adnani mengatakan Sunni bisa tunduk terhadap Syi’ah atau mengangkat senjata untuk mengembalikan martabat dan kebebasan. (haninmazaya/arrahmah.com)