HAMAH (Arrahmah.com) – Presiden Barack Obama pada Rabu (5/12/2012) kemarin memasukkan mujahidin Jabhah Nushrah dalam daftar baru organisasi teroris. Ia juga mengisyaratkan pengiriman pasukan “penjaga perdamaian” PBB ke Suriah.
Rencana Obama itu dipandang oleh sebagian besar rakyat Suriah sebagai upaya Amerika dan Barat untuk membela rezim Bashar Asad dengan meminjam tangan PBB. Rezim Bashar Asad saat ini berada dalam kondisi kritis. Sebagian besar wilayah di propinsi Aleppo, Idlib, Deir Ezur dan lainnya telah dikuasai mujahidin Islam dan FSA.
Di propinsi Damaskus dan pinggiran Damaskus sendiri, militer rezim Asad semakin terdesak. Tanpa campur tangan Amerika, Barat dan PBB, diyakini rezim Asad akan tumbang dalam waktu dekat.
Jika hal itu terjadi dan mujahidin Islam mengendalikan kekuasaan, cita-cita penegakan negara Islam Suriah yang menerapkan syariat Islam hampir menjadi kenyataan. Negara Islam tersebut dipastikan akan mengancam eksistensi negara penjajah Israel.
Mujahidin Islam yang dimotori oleh Jabhah Nushrah adalah kekuatan yang paling menonjol di hadapan rezim Suriah. Maka skenario busuk Obama dan PBB untuk mencuri hasil revolusi Suriah demi kepentingan Israel dan Barat sangat jelas terbaca.
Tidak heran apabila seluruh wilayah Suriah pada Jum’at (7/12) menggelar aksi demonstrasi yang mengusung tema “Tidak untuk pasukan “penjaga pedamaian” bagi negeri Syam”.
Di kota Kafr Zaituna, propinsi Hamah, ribuan rakyat turun ke jalan untuk mendukung mujahidin Islam dan menentang rencana jahat Obama. Para demonstran menyandarkan harapan mereka kepada pertolongan Allah, kemudian perjuangan mujahidin Islam dan mujahidin FSA.
“Ya Allah, tidak ada penolong bagi kami selain-Mu, ya Allah. Ya Allah, segerakanlah kemenangan dari-Mu, ya Allah.”
(muhib almajdi/arrahmah.com)