BAKU (Arrahmah.com) – Rakyat Azerbaijan berkumpul di depan gedung Majelis Nasional di ibu kota Baku pada Rabu (15/7/2020) pagi, mereka menuntut agar mereka diikutsertakan dalam pertempuran melawan tentara Armenia di perbatasan.
Ribuan warga Azerbaijan turun ke jalan untuk menyuarakan protes mereka atas pendudukan kota Upper Karabakh oleh tentara Armenia. Mereka juga mengutuk serangan yang dilakukan Armenia pada Ahad (12/7) di perbatasan Azerbaijan, sehingga menewaskan empat tentara.
Dilansir Anadolu Agency, masyarakat turun ke jalan dengan membawa bendera Azerbaijan dan meneriakkan orasi, “Karabakh adalah milik kita, dan akan tetap menjadi milik kita”. Mereka juga menuntut pemerintah untuk mengumumkan mobilisasi, karena mereka siap untuk maju di garda terdepan demi membela tanah air mereka.
Pada Ahad (12/7) tentara Armenia melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan menyerang pos militer Azerbaijan di Tovuz barat laut. Serangan ini menyebabkan empat tentara Azerbaijan tewas dan tiga lainnya luka-luka.
Militer Azerbaijan kemudian menyerang balik Armenia dengan menembakkan meriam ke arah pos militer Armenia dan memaksa mereka untuk mundur.
Pihak bersenjata Armenia juga menembaki rumah-rumah di desa Agdam di perbatasan Azerbaijan, sehingga menyebabkan Aziz Azizov (76) tewas. Kejadian ini menyulut kemarahan rakyat Azerbaijan, mereka pun melakukan aksi protes atas kebiadaban tentara Armenia.
“Menargetkan warga sipil dengan senjata berat adalah bukti yang jelas atas sikap fasisme dan barbarisme yang ditunjukkan tentara Armenia. Ini adalah bagian dari kebijakan pendudukan Armenia. Pihak Armenia telah sengaja membunuh warga sipil, dan ini merupakan tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata Kementerian Luar Negeri Azerbaijan dalam sebuah pernyataan.
Sebanyak 11 tentara Azerbaijan telah gugur, termasuk Mayjen Polad Hesimov dan Kolonel Ilgar Mirzeyev.
Sedangkan di pihak Armenia hampir 100 tentara Armenia juga tewas dalam pertempuran yang berlangsung sejak Ahad (12/7), ujar Kerim Veliyev, wakil menteri pertahanan Azerbaijan.
Pada Selasa (14/7), Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan mengutuk serangan Armenia dan menegaskan bahwa Turki tidak akan ragu untuk melawan segala jenis serangan terhadap Azerbaijan.
Upper Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional, telah diduduki secara ilegal sejak 1991 melalui agresi militer Armenia.
Empat resolusi Dewan Keamanan PBB dan dua resolusi Majelis Umum PBB, serta keputusan oleh banyak organisasi internasional merujuk pada fakta ini dan menuntut penarikan pasukan Armenia dari Upper Karabakh dan tujuh wilayah pendudukan lainnya di Azerbaijan. (rafa/arrahmah.com)