AMMAN (Arrahmah.com) – Raja Yordania memperingatkan “Israel” akan sebuah “konflik besar” jika mereka tetap melanjutkan rencananya untuk mencaplok sebagian besar Tepi Barat yang diduduki.
“Israel” telah bersumpah akan mencaplok permukiman Yahudi dan Lembah Yordan, yang bisa berarti berakhirnya proses perdamaian yang telah lama terhenti yang membuat hampir mustahil untuk mendirikan negara Palestina yang layak.
Perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu telah melangkah selangkah lebih dekat dengan mencapai kesepakatan untuk membentuk pemerintahan setelah lebih dari satu tahun mengalami kebuntuan politik.
Raja Yordania Abdullah II, dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh Der Spiegel pada hari Jumat, mengeluarkan peringatan keras atas rencana “Israel” tersebut.
“Para pemimpin yang menganjurkan solusi satu negara tidak mengerti apa artinya,” katanya.
“Apa yang akan terjadi jika Otoritas Nasional Palestina runtuh? Akan ada lebih banyak kekacauan dan ekstremisme di wilayah itu. Jika Israel benar-benar mencaplok Tepi Barat pada Juli, itu akan menyebabkan konflik besar-besaran dengan Kerajaan Yordania,” lanjutnya, sebagaimana dilansir Al Jazeera, Sabtu (16/5/2020).
Yordamia adalah sekutu dekat Barat dan satu dari hanya dua negara Arab yang telah menandatangani perjanjian damai dengan Israel. Raja Abdullah menolak untuk mengatakan apakah pencaplokan ini akan mengancam perjanjian tersebut.
“Saya tidak ingin membuat ancaman dan menciptakan suasana perselisihan, tetapi kami sedang mempertimbangkan semua opsi. Kami setuju dengan banyak negara di Eropa dan komunitas internasional bahwa hukum kekuatan tidak boleh diterapkan di Timur Tengah,” terangnya.
Khaled Elgindy, rekan senior di Institut Timur Tengah, mengatakan rencana aneksasi “Israel” dapat menimbulkan ancaman bagi kerajaan Yordania.
“Bagi monarki di Yordania, berakhirnya solusi dua negara – dimana rencana dan aneksasi ini benar-benar bertujuan untuk mencapainya – mengakhiri setiap prospek negara Palestina, bukan hanya merupakan ancaman strategis, tetapi sangat mungkin bahkan merupakan ancaman eksistensial terhadap monarki di Yordania,” terangnya.
Yordania telah melobi Uni Eropa untuk mengambil “langkah-langkah praktis” untuk memastikan pencaplokan ini tidak terjadi.
(ameera/arrahmah.com)