RIYADH (Arrahmah.com) – Raja Arab Saudi diperkirakan akan mengunjungi Kairo untuk menunjukkan dukungan penuh kerajaan tertua itu kepada presiden baru Mesir, Abdul Fattah al-Sisi. Para pengamat mengatakan bahwa kerajaan Teluk menginginkan Mesir menjadi benteng di tengah konflik yang berkecamuk di Irak dan Suriah yang bisa mengubah aliansi regional dan batas-batas negara.
Raja Abdullah, (90), telah menawarkan beberapa dukungan yang paling vokal kepada al-Sisi sejak Juli tahun lalu, ketika kemudian mantan pemimpin militer itu menggulingkan Presiden Muhammad Mursi dari Ikhwanul Muslimin.
Melalui pembicaraa telepon dengan al-Sisi, Raja Abdullah berjanji akan memberikan sumbangan uang tunai dan produk minyak bumi kepada Mesir. Raja Abdullah telah memposisikan dirinya sebagai sekutu Arab utama bagi al-Sisi.
Arab Saudi, eksportir minyak terbesar di dunia, telah memberikan bantuan lebih dari $20 miliar kepada Mesir sejak penggulingan Mursi, kata al-Sisi bulan lalu.
Kurang dari 15 menit setelah al-Sisi secara resmi dinyatakan sebagai presiden Mesir awal bulan ini, Abdullah memberikan ucapan selamat yang hangat dan menyerukan kepada konferensi donor untuk membantu Mesir mengatasi kesulitan ekonominya.
Raja Abdullah adalah satu-satunya pemimpin luar negeri yang disebut namanya oleh al-Sisi dalam pidato pertamanya sebagai presiden, ketika ia mengucapkan terima kasih kepada raja itu karena telah mengorganisir konferensi pendanaan.
Raja Abdullah yang diperkirakan akan singgah di Kairo nanti pada Jum’at (27/6) dalam perjalanan pulang dari Maroko, akan menjadi pemimpin luar negeri pertama yang mengunjungi al-Sisi sejak ia menjabat sebagi Presiden kurang dari dua minggu lalu.
Ini adalah kunjungan pertama Raja Abdullah ke Kairo sejak pemberontakan yang menggulingkan Presiden Husni Mubarak tahun 2011, sekutu utama Arab Saudi dan Amerika Serikat. Usia raja yang sudah lanjut dan kesehatannya yang lemah menyebabkan dia jarang bepergian untuk menjalankan tugas negara.
Raja Abdullah dan al-Sisi telah berbicara di telepon sejak penggulingan Mursi, tetapi tidak jelas apakah mereka pernah bertemu.
(ameera/arrahmah.com)