RIYADH (Arrahmah.id) — Arab Saudi akhirnya buka suara terkait kudeta di Niger terhadap Presiden Niger Mohamed Bazoum. Kabinet Saudi sepakat mengecam aksi tersebut.
Dilansir Arab News (2/8/2023), Kabinet memperbarui permintaan Kerajaan untuk mengutamakan kepentingan nasional Niger, yakni untuk menghentikan eskalasi militer.
Uni Afrika, PBB, Uni Eropa dan kekuatan lain mengutuk penggulingan Presiden terpilih Mohamed Bazoum oleh junta, pengambilalihan militer ketujuh dalam waktu kurang dari tiga tahun di Afrika Barat dan Tengah.
Hal itu dipicu ketidakpuasan di anggota Paspamres ke presiden.
Perlu diketahui, Niger sebenarnya salah satu negara dunia yang paling tidak stabil. Negeri itu mengalami empat kudeta sejak merdeka dari Prancis pada 1960 serta berbagai upaya perebutan kekuasaan lainnya.
Kudeta terakhir negara itu terjadi pada Februari 2010. Di mana tentara menggulingkan presiden saat itu Mamadou Tandja.
Bazoum sendiri terpilih secara demokratis pada 2021 dan merupakan sekutu dekat Prancis. Sebelum pelantikannya, isu kudeta juga sempat menyeruak di mana beberapa orang ditangkap, termasuk tersangka biang keladi, seorang kapten angkatan udara bernama Sani Gourouza.
Ousmane Cisse, mantan menteri dalam negeri di bawah pemerintahan transisi militer yang berlangsung dari 2010-2011, kemudian juga ditahan karena dugaan perannya dalam percobaan kudeta. Maret tahun ini upaya kudeta namun gagal juga dilaporkan ketika presiden berada di Turki.
Dalam pertemuan yang dipimpin oleh Raja Salman, ditinjau juga hasil pertemuan luar biasa Dewan Menteri Luar Negeri negara-negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), yang membahas serangan berulang terhadap salinan Al-Qur’an di Swedia dan Denmark.
Hal itu menegaskan sikap Kerajaan tentang perlunya dialog dan rasa hormat antara masyarakat dan budaya, sambil menolak apapun yang menyebarkan kebencian dan ekstremisme. Ia meminta komunitas internasional untuk mempromosikan prinsip-prinsip ini.
Kabinet juga meninjau pembicaraan baru-baru ini antara Kerajaan dan sejumlah negara selama beberapa hari terakhir, yang bertujuan untuk memperkuat hubungan dan kemitraan.
Kabinet menyatakan puas dengan hasil yang dicapai oleh reformasi ekonomi dan keuangan yang sedang berlangsung di Kerajaan, yang katanya mendorong pertumbuhan komprehensif di Arab Saudi dan memperkuat ekonominya. (hanoum/arrahmah.id)