RIYADH (Arrahmah.com) – Sebuah sumber resmi telah mengatakan pada Kamis (17/8/9/2015) bahwa Arab Saudi memperlihatkan ketidaksetujuannya dan mengutuk “Israel” atas pelanggarannya terhadap kesucian kompleks Masjid Al-Aqsa, yang merupakan situs suci ketiga Ummat Islam.
Al-Arabiya melaporkan, sumber itu juga mengatakan bahwa Arab Saudi akan meminta pertanggungjawaban penuh otoritas “Israel” atas segala konsekuensi dari tindakan “agresi ilegalnya,” menekankan bahwa segala serangan akan mengarah pada konsekuensi serius dan menyulut ekstrimisme serta kekerasan.
Kerajaan Arab Saudi juga menambahkan bahwa aksi-aksi yang terjadi beberapa hari terakhir sangat tidak sesuai dengan prinsip yang telah dibangun dan hukum-hukum internasional yang telah disetujui terkait Masjid Al-Aqsa.
Sumber resmi mengonfirmasi penolakan mutlak Kerajaan Arab Saudi (KSA) dari kebijakan pendudukan “Israel” yang membagi Masjid Al-Aqsa, memperingatkan bahwa apa yang akan dihasilkan dari kebijakan eskalasi ini akan menyebabkan konsekuensi serius. KSA juga menyerukan masyarakat internasional agar segera bergerak untuk memaksa pemerintah “Israel” untuk menghentikan serangan terhadap tempat-tempat suci Islam yang suci dan menghormati agama Islam, hukum internasional dan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip proses perdamaian.
Raja Salman telah memberitahu Presiden Palestina Mahmoud Abbas bahwa ia telah berhubungan dengan para pemimpin dunia mengenai masjid dan bahwa ia telah meminta Menteri Luar Negeri Saudi Adel Al-Jubeir untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi Al-Aqsa.
Selain itu, Raja Salman, telah mengajukan banding ke Sekjen PBB Ban Ki-moon dan anggota Dewan Keamanan untuk “langkah-langkah mendesak” setelah bentrokan di kompleks Masjid Yerusalem Al-Aqsa, sebagaimana dilaporkan media pemerintah pada Rabu (16/9).
Raja Salman “menyatakan kecaman keras atas eskalasi ‘Israel’ yang berbahaya” di tempat suci di mana demonstran Palestina bentrok dengan polisi “Israel” selama tiga hari berturut-turut, Saudi Press Agency (SPA) melaporkan.
“Ia menyerukan upaya internasional yang serius dan cepat dan untuk mengintervensi Dewan Keamanan agar mengambil semua langkah-langkah mendesak demi menghentikan pelanggaran ini,” katanya.
Raja Salman menambahkan bahwa, “serangan terhadap jamaah” melanggar kesucian agama “dan memberikan kontribusi untuk ‘memberi makan’ ekstremisme dan kekerasan di dunia.”
SPA mengatakan bahwa Raja Salman memberikan seruan yang sama di telepon kepada Perdana Menteri Inggris David Cameron, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Prancis Francois Hollande.
Kerusuhan meletus antara polisi “Israel” dan Palestina minggu ini di kompleks Masjid Al-Aqsa saat orang Yahudi merayakan tahun baru mereka pada Ahad malam (12/9) hingga Selasa malam (15/9).
Polisi “Israel” memasuki kompleks untuk membubarkan pengunjuk rasa, dalam respon yang memicu kecaman di seluruh dunia Arab dan kekhawatiran bahwa ketegangan bisa lepas kendali.
Utusan PBB Timur Tengah, Nikolay Mladenov, memperingatkan pada Selasa (15/9) bahwa bentrokan antara “Israel” dan Palestina di dalam dan sekitar tempat suci Yerusalem memiliki potensi untuk memicu kekerasan, baik di luar dan di dalam tembok kota lama, merujuk kepada “gelombang teror dan ekstremisme satanik” di wilayah tersebut. (adibahasan/arrahmah.com)