RIYADH (Arrahmah.com) – Raja Salman bin Abdulaziz dari Arab Saudi menyampaikan pidato tahunannya pada Senin (19/11/2018) dalam pembukaan tahun ke-3 Dewan Syura, setelah melakukan tur nasional dengan Putra Mahkota Muhammad bin Salman.
Seperti dilansir Arab News, berikut adalah beberapa poin penting yang disampaikan sang raja dalam pidatonya:
– Raja Salman mengatakan bahwa pemerintah Yaman yang diakui secara internasional telah setuju untuk berpartisipasi dalam pembicaraan perdamaian di masa mendatang di Swedia.
– Dia mengatakan Iran selalu campur tangan dalam urusan negara-negara tetangganya, dan mensponsori ‘terorisme’.
– Dia menambahkan komunitas internasional harus mengakhiri aktivitas Iran yang mengancam keamanan dan stabilitas kawasan.
– Dia mengatakan Kerajaan mendukung solusi politik untuk Yaman, sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB dan inisiatif Teluk.
– Dia mengatakan negara itu berdiri bersama Yaman dan bahwa ini bukan pilihan, tetapi tugas untuk melawan milisi Houtsi.
– Dia telah meminta Putra Mahkota Muhammad bin Salman untuk fokus pada pengembangan sumber daya manusia dan mempersiapkan para pemuda untuk pekerjaan di masa depan.
– Tujuan untuk rencana pengembangan di Kerajaan sedang dicapai pada tingkat yang memuaskan.
– Raja Salman mengatakan warga Saudi adalah mesin utama pembangunan di negara ini.
Sebelumnya, Al Jazeera melansir bahwa pidato ini diperkirakan akan membahas sikap Riyadh terhadap isu pembunuhan Jamal Khashoggi, seorang kolumnis Washington Post dan kritikus kerajaan, di konsulat mereka di Turki, 2 Oktober lalu. Isu ini telah menjadi riak dalam hubungan diplomatis Riyadh dengan Washington.
Baru-baru ini anggota Kongres AS memperbarui seruan mereka untuk mengutuk kerajaan menyusul penilaian yang dilaporkan oleh CIA bahwa putra mahkota secara pribadi memerintahkan pembunuhan jurnalis Arab tersebut.
“Ini tentu menguji posisi bahwa musuh musuh kita adalah teman kita,” kata Perwakilan Adam Schiff, seorang Demokrat dari California, dan seorang kritikus sering dari Presiden AS Donald Trump.
“Presiden perlu mendengarkan apa yang dikatakan oleh komunitas intelijen kita.”
Senator Lindsey Graham, sekutu Trump, mengatakan putra mahkota telah menjadi “bola yang merusak” dalam hubungan antara AS dan Arab Saudi.
“Saya benci mengatakan itu karena saya memiliki banyak harapan untuk dia menjadi pembaharu yang dibutuhkan Arab Saudi, tetapi kapal itu telah berlayar sejauh menyangkut Lindsey Graham,” kata Republik Carolina Selatan kepada NBC “Meet the Press”. (Althaf/arrahmah.com)