MAGELANG (Arrahmah.com) – Ketua Umum Pimpinan Muhammadiyah, Din Syamsudin, mengatakan silaturahmi merupakan salah satu kekuatan Muhammadiyah sehingga bisa bertahan sampai satu abad.
“Muhammadiyah tidak lepas dari konflik akibat perbedaan pendapat dan pandangan. Namun, hal itu bisa diatasi dengan menyatukan semua perbedaan tersebut,” katanya di Magelang Minggu (16/12) seperti dilansir Antara.
Ia mengatakan hal tersebut pada silaturahmi keluarga besar Muhammadiyah Kabupaten Magelang di kompleks Pendidikan Muhammadiyah Borobudur.
“Ada semangat penghayatan tentang kebersamaan, kekeluargaan dan persaudaraan. Karena itu, jarang terdengar ada konflik dalam Muhammadiyah. Kita perlu menyatukan perbedaan pendapat dan pandangan. Selesaikan semua masalah dengan diskusi,” katanya.
Memasuki abad kedua, katanya, Muhammadiyah memiliki banyak tugas yang harus dikerjakan. Dia meminta keluarga besar Muhammadiyah untuk bangkit kembali dan tampil meluruskan kiblat bangsa seperti yang telah disepakati para pendiri negara ini.
Menurut dia, Indonesia sedang dirundung defiasi, penyelewengan, dan penjajahan dalam bentuk lain. Mencakup bidang politik, ekonomi, hingga budaya. Desakan PP Muhammadiyah kepada pemerintah untuk merevisi undang-undang tentang Migas juga merupakan langkah untuk meluruskan kiblat negara.
“Cita-cita bangsa ini adalah menciptaka Indonesia yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Itulah cita-cita nasional yang diletakkan para pendiri bangsa. Jihad konstitusi yang dilakukan tidak boleh berhenti. Regulasi yang tidak sesuai amanat konstitusi harus ditolak agar negara yang besar ini dapat membawa kesejahteraan pada rakyat,” katanya.(bilal/arrama.com)