JAKARTA (arrahmah) – Isu mengenai SMS yang mampu menghilangkan nyawa penerimanya ternyata tidak beralasan. Hal ini dikarenakan radiasi seluler sangat rendah sehingga tidak mungkin sampai menyebabkan kematian.
“Setiap perangkat elektronik di Indonesia selalu diujicoba terlebih dahulu di Postel, terutama masalah radiasi yang ditimbulkan. Bahkan radiasi di telepon seluler pun berada dalam level frekuensi yang rendah sehingga tidak akan berakibat fatal dalam setiap penggunaannya, apalagi jika hanya berfungsi sebagai penerima SMS,” ujar seorang ahli teknologi ponsel yang juga memiliki jabatan penting di Nokia Usun Pringgodigdo, saat dikonfirmasi okezone melalui telepon, Rabu (14/5/2008).
Menurut Usun frekuensi elektromagnetik (radiasi) yang dimiliki ponsel hampir sama rendahnya dengan frekuensi elektromagnetik yang dimiliki oleh perangkat radio FM. Seluler berada di frekuensi 800, 900, 1800, 1900 hingga 2100. Sedangkan radio FM berada di frekuensi 88 hingga 108 Mhz. Berbeda halnya dengan frekuensi yang dimiliki oleh perangkat X-Ray yang dianggap sebagai perangkat dengan kebutuhan frekuensi yang sangat tinggi.
Sama halnya dengan Usun, data dari BBC pun menyatakan hal yang serupa. Menurut data BBC, seluruh bagian dari spektrum elektromagnetik disebut sebagai radiasi namun hampir semua radiasi memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ditingkat paling atas adalah radiasi yang paling sering digunakan untuk X-ray. Radiasi X-ray memiliki kemampuan untuk mengubah segala hal yang ditembusnya, termasuk struktur molekul pada manusia. Bahkan spektrum X-ray yang memiliki radiasi ionisasi disinyalir dapat mengakibatkan perubahan pada struktur DNA yang berakibat pada timbulnya penyakit semacam kanker.
“Sedangkan frekuensi radio dan ponsel berada pada spektrum paling bawah. Mereka memiliki energi yang sangat rendah, tidak sampai menembus objek yang menghalangi. Intinya paling rendah spektrum yang dimiliki maka semakin kecil energi yang dimunculkan, begitu juga sebaliknya,” jelas Usun.
Mengenai SMS yang diprediksi sebagai penyebab kehilangan nyawa, Usun pun membantahnya. Menurut Usun, SMS tidak memiliki kemampuan untuk menghantarkan energi sebesar itu, apalagi sampai menghilangkan nyawa atau membuat pingsan si penerima SMS. Usun menganggap isi dalam teks SMS tersebutlah yang dianggapnya sebagai penyebab paling kuat.
“Kemungkinan si penerima SMS shock (kaget) saat membaca sms tersebut. Ketika si penerima kaget maka bukan tidak mungkin jika dia kemudian pingsan. Bahkan bagi penderita penyakit jantung, ada kemungkinan mereka bisa langsung meninggal, karena keterkejutannya itu,” papar Usun.