ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Delegasi Afghanistan yang beranggotakan 57 orang tiba di Pakistan untuk menghadiri konferensi perdamaian dua hari di stasiun bukit Bhurban, Murree, pada Sabtu (22/6/2019)`.
Pertemuan yang berjudul “Proses Lahore,” dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi.
Selama bertahun-tahun, Pakistan telah dituduh melihat Afghanistan dalam istilah “kedalaman strategis,” yang berarti bahwa jika terjadi perang dengan India, pasukan Pakistan dapat menarik melewati perbatasan baratnya ke Afghanistan untuk berkumpul kembali dan melawan dari sana.
“Biarkan ini menjadi sangat jelas: Tidak seorang pun di Pakistan menganut gagasan apa pun yang disebut ‘kedalaman strategis’ di Afghanistan,” papar Qureshi dalam pidato pembukaan.
“Kami mendukung Afghanistan yang berdamai dengan dirinya sendiri dan dengan tetangganya,” tambahnya, menegaskan kembali tekad pemerintahnya untuk membantu Afghanistan menemukan solusi yang dapat dinegosiasikan untuk perang melawan gerilyawan Taliban yang berada di tahun ke-17.
Konferensi perdamaian di Bhurban adalah inisiatif dari Lahore Centre for Peace and Research (LCPR) yang diselenggarakan dan dimoderatori oleh Institut Stabilitas Strategi Asia Selatan. Delegasi yang mewakili 18 partai politik dan kelompok, termasuk pejabat dan pakar pemerintah Pakistan, berpartisipasi.
Diskusi tentang jalan yang layak menuju perdamaian dan stabilitas di Afghanistan, perdagangan, ekonomi, kesehatan, pemberdayaan perempuan, rekonstruksi, pembangunan, dan konektivitas regional ada dalam agenda.
“Kita tidak boleh membiarkan kekuatan lain menciptakan perbedaan di antara kita,” kata Qureshi, merujuk pada India.
Qureshi menekankan peran Pakistan dalam memberikan perlindungan kepada jutaan pengungsi Afghanistan, dan mengatakan “tidak ada” yang menderita lebih dari Pakistan pasca insiden 11 September.
Perwakilan Taliban Afghanistan, pemangku kepentingan utama dalam perang Afghanistan, dan pejabat Afghanistan dari pemerintahan Presiden Ashraf Ghani, tidak menghadiri pertemuan Bhurban, tetapi Presiden Afghanistan diperkirakan akan mengunjungi Islamabad pada 27 Juni atas undangan Perdana Menteri Imran Khan .
Ketika ditanya bagaimana proses perdamaian akan mencapai kesimpulannya tanpa partisipasi Taliban, delegasi Pakistan dan Afghanistan mengungkapkan bahwa diskusi hanyalah langkah awal.
“Ini adalah langkah pertama untuk berbagi ide untuk mendukung upaya dan mencoba untuk berkembang,” kata Shamshad Ahmed Khan, ketua LCPR dan mantan diplomat.
Rustum Shah, mantan duta besar Pakistan untuk Afghanistan, mengatakan: “Pembicaraan ini tidak akan menghasilkan sesuatu yang konkret atau nyata, tetapi penting untuk dicatat bahwa Taliban berpartisipasi dalam beberapa forum dan telah diakui sebagai pemangku kepentingan utama.” (Althaf/arrahmah.com)