DOHA (Arrahmah.id) – Qatar pada Selasa mengumumkan dimulainya persiapan tahap kedua kesepakatan pertukaran tahanan dan gencatan senjata di Jalur Gaza. Dalam pernyataan yang dilansir dari Al Jazeera, Qatar mendesak Dewan Keamanan PBB untuk memainkan peran aktif dalam memastikan implementasi kesepakatan dan komitmen “Israel” terhadap poin-poin yang telah disepakati.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari, menyampaikan bahwa pembahasan tahap kedua akan digelar pada hari ke-16 sejak kesepakatan pertama mulai diterapkan. “Kami saat ini tengah menyusun dan merumuskan kesepakatan untuk tahap kedua,” ujarnya dalam konferensi pers.
Namun, Al-Ansari enggan mengungkap rincian teknis terkait pelaksanaan pertukaran tahanan yang dijadwalkan pada Sabtu mendatang.
Dia juga mengapresiasi peran pemerintahan Presiden AS Donald Trump dalam negosiasi, sembari menambahkan bahwa “pemerintahan AS sebelumnya maupun saat ini berupaya mencari perdamaian di Gaza.”
Al-Ansari menekankan bahwa keberlanjutan kesepakatan bergantung pada komitmen kedua belah pihak, sembari menyerukan tekanan internasional untuk memastikan “Israel” dan pihak lainnya melaksanakan kesepakatan.
Qatar Serukan Dewan Keamanan Bertindak Tegas
Dalam perkembangan terkait, perwakilan tetap Qatar untuk PBB, Sheikha Alya Ahmed bin Saif Al Thani, menyerukan Dewan Keamanan untuk memastikan kesepakatan Gaza menghasilkan dampak positif yang diharapkan.
Dalam pernyataan yang dikutip dari Al Jazeera, Sheikha Alya menegaskan perlunya menolak langkah-langkah yang mengancam solusi damai, termasuk aneksasi wilayah Palestina dan pelanggaran situs suci.
Sheikha Alya juga menekankan pentingnya mendukung rekonsiliasi Palestina, sembari menegaskan bahwa pengelolaan Gaza pascakonflik adalah urusan internal Palestina.
Pada 19 Januari, gencatan senjata tahap pertama mulai berlaku selama 42 hari. Selama periode ini, negosiasi untuk tahap kedua dan ketiga dimediasi oleh Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat.
(Samirmuasa/arrahmah.id)