RIYADH (Arrahmah.id) – Qatar dan Bahrain menyelesaikan perselisihan yang telah berlangsung bertahun-tahun dan memulihkan hubungan diplomatik.
Delegasi dari kedua negara bertemu pada Rabu (12/4/2023) di markas besar Sekretariat Umum Dewan Kerjasama Teluk (GCC) di ibu kota Saudi, Riyadh, kata kementerian luar negeri kedua negara dalam pernyataan terpisah.
Kedua belah pihak bertemu untuk “meningkatkan persatuan dan integrasi Teluk sesuai dengan Piagam GCC”, kata kementerian luar negeri Qatar dalam pernyataannya, seperti dilansir Al Jazeera.
Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri Qatar Ahmed bin Hassan al-Hammadi bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Bahrain untuk Urusan Politik Sheikh Abdulla bin Ahmed Al Khalifa untuk membahas penyelesaian perseteruan yang sudah berlangsung sejak 2017.
Pada tahun itu, Bahrain, bersama dengan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir, memberlakukan blokade diplomatik terhadap Qatar atas tuduhan bahwa negara tersebut terlalu dekat dengan Iran dan mendukung kelompok-kelompok garis keras, sebuah tuduhan yang selalu dibantah dengan tegas oleh Doha.
Pada Januari, putra mahkota Bahrain dan emir Qatar melakukan panggilan telepon untuk mendiskusikan perbedaan mereka, dalam sebuah langkah yang meramalkan mencairnya hubungan di antara keduanya.
Empat negara Arab telah melarang pesawat dan kapal Qatar menggunakan wilayah udara dan perairan mereka, serta memutus hubungan perdagangan. Namun, pada 2021, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir melanjutkan hubungan ini, meskipun UEA dan Qatar belum membuka kedutaan masing-masing.
Perselisihan Bahrain dengan Qatar sebagian besar berpusat pada hubungan Qatar dengan Iran dan masalah-masalah di sepanjang perbatasan maritim mereka.
Pemulihan hubungan ini terjadi di tengah sejumlah upaya lain untuk menyelesaikan perselisihan regional, termasuk antara Iran dan Arab Saudi. (haninmazaya/arrahmah.id)