DOHA (Arrahmah.com) – ‘Israel’ dan kelompok Islam Hamas tidak memiliki keinginan untuk berperang meskipun ada peningkatan kekerasan, utusan Qatar yang membantu memediasi gencatan senjata antara pihak-pihak di sepanjang perbatasan Gaza yang bergejolak, mengklaim pada Sabtu (24/8/2019).
“Kedua belah pihak berkomitmen (untuk gencatan senjata) dan mereka tidak memiliki niat perang sama sekali,” Mohammed Al-Emadi menuturkan kepada Reuters saat melakukan kunjungan ke Gaza setelah serangkaian konfrontasi perbatasan di mana ‘Israel’ mengatakan telah menewaskan “sedikitnya delapan militan Palestina yang mencoba menyusup ke wilayahnya”.
Hamas telah berperang tiga kali dengan ‘Israel’ selama dekade terakhir dan ketegangan di sepanjang perbatasan Gaza tinggi dengan seringnya korban jiwa.
Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu, yang menghadapi pemilihan 17 September, telah dituduh dalam beberapa pekan terakhir oleh saingannya karena tidak berbuat cukup banyak untuk menangani Hamas.
Dalam dua hari pertempuran sengit pada awal Mei, proyektil dari Gaza menewaskan empat orang di sisi ‘Israel’, ujar pejabat kesehatan setempat, dan serangan ‘Israel’ menewaskan 21 warga Palestina, lebih dari setengahnya warga sipil, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir, Qatar, dan PBB mengakhiri putaran kekerasan tersebut.
‘Israel’ menarik pasukan dan pemukimnya dari daerah kantong pantai pada 2005 tetapi menahan wilayah itu di bawah blokade laut, dengan dalih keamanan.
‘Israel’ dan Mesir, yang juga berbagi perbatasan dengan Gaza, keduanya tetap memegang kendali ketat atas penyeberangan tanah mereka dengan jalur tersebut.
Sekitar dua juta warga Palestina tinggal di Gaza. Blokade ‘Israel’-Mesir telah membawa ekonomi Gaza ke jurang kehancuran. Pemotongan bantuan asing baru-baru ini dan sanksi oleh Otoritas Palestina, saingan Hamas di Tepi Barat yang diduduki Israel, telah memperburuk situasi.
“Kedua belah pihak tidak memiliki niat perang tetapi ada kekurangan uang dan situasi kemanusiaan yang cukup buruk,” lanjut Emadi. “Jika orang merasa nyaman secara finansial, hasrat perang ini akan sepenuhnya hilang,” kata Emadi.
Qatar dalam beberapa tahun terakhir telah melangkah menyalurkan lebih dari satu miliar dolar ke dalam proyek bantuan di Gaza, untuk menangani tingkat kemiskinan dan pengangguran yang tinggi. Emadi mengatakan ‘Israel’ menyetujui pekerjaan bantuan negaranya di Gaza.
Pada bulan Juni, pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, mengatakan rumah sakit baru, zona industri, dan saluran listrik baru akan dibangun di Gaza sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata yang luas dengan ‘Israel’.
Sementara itu, kesepakatan yang ditengahi oleh Mesir, Qatar dan Perserikatan Bangsa-Bangsa ini belum diakui secara terbuka oleh ‘Israel’, yang menganggap Hamas sebagai organisasi teroris dan menolak negosiasi langsung. (Althaf/arrahmah.com)