KABUL (Arrahmah.id) – Kementerian Dalam Negeri Imarah Islam Afghanistan mengatakan bahwa pelaku serangan pada Selasa (11/2/2025) di depan gerbang Bank Kabul di kota Kunduz memiliki akar di luar negeri.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Abdul Mateen Qani, juga menyatakan bahwa jumlah korban dari serangan bunuh diri kemarin di Kunduz telah meningkat menjadi delapan, sementara empat lainnya terluka, lansir Tolo News (12/2).
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri lebih lanjut mengatakan: “Menurut temuan keamanan dan bukti-bukti tertentu, para pelaku kejahatan yang tak termaafkan tersebut, yang merupakan musuh Islam dan rakyat Afghanistan, memiliki akar di luar perbatasan negara dan mengatur gerakan jahat mereka dari sana. Kami jamin bahwa kami akan mengidentifikasi, menangkap, dan membawa para pelaku insiden yang memilukan tersebut ke pengadilan.”
“Harapan kami dari Imarah Islam adalah untuk mengambil tindakan serius terhadap kelompok-kelompok ini dan mencegah mereka bangkit lagi,” kata Sarwar Niazi, seorang analis militer.
Insiden ini juga telah memicu reaksi dari beberapa negara di seluruh dunia.
Kementerian Luar Negeri Qatar dalam sebuah pernyataan mengutuk serangan itu, dan menegaskan bahwa pemerintah Qatar menolak segala bentuk kekerasan dan aksi teroris, apa pun penyebab dan motivasinya.
Kementerian Luar Negeri Qatar menyatakan: “Negara Qatar menyampaikan kecaman keras dan kecaman atas pengeboman yang terjadi di dekat sebuah bank di provinsi Kunduz di Afghanistan utara, yang mengakibatkan kematian dan cedera.”
Kedutaan Besar Turki di Kabul juga mengeluarkan pernyataan yang mengutuk segala bentuk terorisme.
Kedutaan Besar menulis: “Kami sangat sedih mengetahui bahwa serangan hari Selasa di Kunduz menyebabkan banyak korban dan cedera. Kami mengutuk keras semua bentuk terorisme dan berdoa agar Tuhan mengampuni para korban, memberi kesabaran kepada keluarga mereka, dan segera memulihkan para korban luka.”
“Negara-negara yang mengutuk tindakan ini juga harus bekerja sama, karena keamanan regional merupakan tanggung jawab bersama. Jika Afghanistan menjadi tidak stabil, wajar jika negara-negara lain juga akan menghadapi ketidakstabilan,” kata Moeen Gul Samkanai, seorang analis politik.
Mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai dan mantan ketua Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional, Abdullah Abdullah, juga mengutuk serangan tersebut.
Kantor Hamid Karzai menyatakan: “Mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengutuk keras ledakan pada Selasa di dekat Bank Kabul di Kunduz, yang mengakibatkan banyak kematian dan cedera. Ia menggambarkan insiden itu sebagai tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan Islam.”
ISIS-Khorasan mengaku bertanggung jawab atas serangan bunuh diri pada Selasa di Kunduz. (haninmazaya/arrahmah.id)