SURABAYA (Arrahmah.id) – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur dikabarkan berencana membeli gereja di Spanyol untuk diubah fungsi sebagai masjid. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua PWM Jatim Saad Ibrahim seperti dikutip SCMP, pada Senin (7/11/2022).
Saad mengatakan bahwa gereja, yang tidak disebutkan Namanya itu, dijual dengan harga sekitar €3 juta atau setara 2,9 juta USD. Gereja itu awalnya merupakan masjid dan memiliki luas sekitar tiga ribu meter persegi.
Menurut Saad, gereja itu dijual karena berkurangnya jemaah, yang hanya menyisakan 15 orang.
“Kami sedang dalam proses negosiasi dengan pengelola tempat ibadah. Mereka menawarkan harga sekitar €3 juta atau sekitar Rp 45 miliar,” ujarnya.
Menanggapi kabar tersebut, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas meyatakan tidak terkejut.
“Saya tidak terkejut dengan rencana mereka untuk membeli sebuah gereja di Spanyol dijadikan masjid, karena memang kepedulian mereka terhadap Islam sangat tinggi tidak hanya untuk mereka-mereka yang ada di tanah air, tapi juga untuk saudara kita yang ada di negara lain,” kata Anwar pada Selasa (8/11), seperti dilansir CNNIndonesia.
Anwar menjelaskan bahwa PWM Jatim termasuk salah satu pengurus daerah yang memiliki banyak amal usaha, seperti sekolah, pesantren, perguruan tinggi hingga rumah sakit. Semua amal usaha ini memberikan banyak manfaat kepada masyarakat.
“Mereka tampaknya punya filosofi membantu orang lain berarti sama dengan membantu diri sendiri,” kata dia.
Anwar juga menuturkan bahwa kegiatan memperbanyak amal usaha tidak hanya dilakukan oleh PWM Jatim, tetapi juga dilakukan oleh pengurus daerah atau badan di bawah Muhammadiyah lainnya.
Anwar mencontohkan badan LAZISMU yang telah membangun masjid di Uganda, Afrika, karena prihatin dengan kondisi umat Islam di negara tersebut yang menjalankan ibadah di masjid yang sangat sederhana.
Anwar juga mencontohkan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Sudan juga tengah melakukan pembuatan sumur bor untuk masyarakat di negara tersebut.
“Karena masalah air bersih di Sudan benar-benar menjadi masalah besar karena rakyat di sana susah sekali untuk bisa mendapatkannya,” pungkasnya. (rafa/arrahmah.id)