MOGADISHU (Arrahmah.com) – Harakah Al Shabaab Mujahidin telah melarang transfer dan penerimaan tunai melalui ponsel. Sejumlah kalangan merasa khawatir bahwa pelarangan ini akan cenderung merusak aliran uang di negara yang jumlah banknya terus berkurang, Reuters melansir pada Senin (18/10/2010).
Al Shabaab menyatakan transfer uang melalui ponsel (MMT) membantu melestarikan kapitalisme Barat dan menjadikan Muslim Somalia enggan untuk menjalankan sistem keuangan dan ekonomi Islam.
“Penggunaan layanan MMT akan dihentikan di seluruh wilayah Somalia – dan perusahaan yang menawarkan layanan ini, khususnya Hormuud, Telesom dan Golis, harus berhenti untuk terlibat dalam pengurusan layanan ini,” kata Al Shabaab dalam pernyataannya.
Banyak yang beranggapan di negara yang tidak memiliki pemerintahan yang efektif dan sektor perbankan yang masih belum berkembang selama hampir dua dekade ini, mobile transfer telah menjadi sarana populer untuk memindahkan uang. Layanan ini biasa digunakan untuk membeli barang, membayar tagihan, dan membeli pulsa, serta mengirimkan uang.
Layanan ini pula yang dianggap sebagai salah satu sumber utama devisa di negara Tanduk Afrika itu. Tiap tahunnya diperkirakan terdapat rata-rata $ 1 miliar uang masuk dari luar negeri ke Somalia.
“Kami menekankan kepada Muslim di Somalia agar mereka membebaskan diri dari ketergantungan dan objek penaklukan Barat dan mencari usaha alternatif lain yang lebih aman, seperti mengembangkan industri secara independen, ekspor produk lokal, dan lain-lain,” seru Al Shabaab. (althaf/arrahmah.com)