MEKKAH (Arrahmah.id) – Atas nama Raja Arab Saudi Salman, Putra Mahkota Mohammed bin Salman pada Kamis (29/6/2023) menjadi tuan rumah resepsi bagi para pejabat negara, kepala lembaga dan delegasi pemerintah, tokoh agama, dan pejabat lainnya yang sedang menunaikan ibadah haji.
Pada awal acara, di Istana Mina, putra mahkota berjabat tangan dengan raja Malaysia, presiden Senegal, Bangladesh dan Pakistan, wakil presiden Maladewa, perdana menteri Mesir, Libanon, Palestina, Somalia dan Niger, serta para ketua parlemen dari sejumlah negeri kaum Muslim, termasuk Anies Baswedan dari Indonesia
Dia kemudian menyampaikan pidato, di mana dia berkata: “Saya senang, atas nama Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman bin Abdulaziz, menyapa Anda, dari sekitar Masjidil Haram, dan mengucapkan selamat Idul Adha yang penuh berkah kepada para jemaah dan bangsa Islam,” demikian laporan Saudi Press Agency.
“Sejak berdirinya, Kerajaan Arab Saudi telah diberkati untuk melayani Dua Masjid Suci dan merawatnya serta menjadikannya sebagai prioritas utama. Kerajaan telah melakukan segala upaya dan memanfaatkan semua kemampuan untuk memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi para jemaah.”
Tawfig Al-Rabiah, Menteri Haji dan Umrah, mengatakan kepada para tamu bahwa para peziarah dapat melakukan ritual mereka dengan mudah dan aman berkat dukungan dan bimbingan Raja Salman dan putra mahkota.
Layanan berkualitas tinggi disediakan bagi para jemaah selama perjalanan spiritual mereka oleh lebih dari 40 organisasi sektor publik, tambahnya, berdasarkan rencana operasional yang mulai dikembangkan pada akhir musim haji tahun sebelumnya.
Hal ini dilakukan oleh pria dan wanita Saudi yang berdedikasi karena rasa tanggung jawab agama dan nasional terhadap tempat-tempat suci dan mereka yang mengunjunginya, sesuai dengan komitmen kepemimpinan Saudi dan orang-orang di negara itu terhadap transformasi Kerajaan berdasarkan tujuan Visi Saudi 2030, kata Al-Rabiah.
Arahan putra mahkota termasuk implementasi Program Tamu Dua Masjid Suci untuk Haji dan Umroh, yang mencakup upaya untuk memfasilitasi pergerakan jamaah yang aman dan mudah di antara tempat-tempat suci, prosedur visa yang disederhanakan, dan digitalisasi layanan di bawah platform multi-bahasa yang terpadu, tambahnya. Proyek-proyek tersebut telah berkontribusi dalam mencapai rekor jumlah jamaah umrah, yang melebihi 10 juta.
Al-Rabiah, yang juga ketua program tersebut, mengatakan bahwa perkembangan baru tahun ini termasuk upaya untuk memastikan persaingan yang sehat antara bisnis yang menyediakan layanan kepada jemaah dari luar negeri, dan perluasan Inisiatif Rute Mekkah, yang dirancang untuk menyederhanakan proses imigrasi bagi para jemaah. Inisiatif ini sekarang mencakup tujuh negara -Malaysia, Indonesia, Pakistan, Maroko, Bangladesh, Turki dan Pantai Gading- dan memberikan manfaat bagi lebih dari 400.000 orang tahun ini, tambahnya.
(haninmazaya/arrahmah.id)