GAZA (Arrahmah.id) – Said Abdel Salam Haniyeh, putra sulung mantan Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyeh mengatakan bahwa “darah ayahnya dan (darah) semua syuhada akan memperkuat bangsa, perlawanan, dan revolusi hingga meraih kemenangan.”
Dia menekankan, dalam wawancaranya dengan Al-Jazeera, pentingnya persatuan rakyat Palestina, yang telah menjadi tujuan utama ayahnya yang dibunuh.
Ismail Haniyeh, seorang pemimpin politik Palestina terkemuka dan kepala biro politik Hamas, dibunuh di Teheran dalam serangan udara ‘Israel’ pada Rabu (31/7/2024).
Haniyeh berada di ibu kota Iran untuk pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
Baik Hamas maupun Garda Revolusi Iran mengonfirmasi kematiannya dan mengumumkan penyelidikan berkelanjutan atas insiden tersebut.
Mengomentari pembunuhan ayahnya, Abdel Salam mengatakan,
“Kami menyampaikan belasungkawa kepada bangsa, rakyat bebas di dunia, dan rakyat Palestina atas kesyahidan ayah saya yang menempuh jalan yang sama (dengan) rakyat Palestina.”
“Jalan ini hanya bisa berakhir dengan kemenangan atau kesyahidan,” imbuhnya.
Abdel Salam Haniyeh juga mengulang kata-kata ayahnya, saat anggota keluarganya syahid dalam serangan ‘Israel’ dalam beberapa bulan terakhir. “Darah ayah saya tidak lebih berharga daripada darah anak-anak, pria dan wanita yang menjadi syuhada di Gaza,” katanya.
Abdel Salam mengatakan bahwa darah ayahnya adalah darah pengorbanan yang dibutuhkan di jalan menuju pembebasan, seraya mengutip orang-orang yang telah mendahuluinya, dan yang meninggal dengan cara yang sama, termasuk “pendiri Hamas asy syahid Syaikh Ahmed Yassin, Abu Ammar (Yasser Arafat), Fathi Shikaqi, Abu Ali Mustafa, dan yang lainnya yang telah memberikan darah mereka di jalan menuju pembebasan.”
Terkait dengan empat kali percobaan pembunuhan terhadap ayahnya, Abdel Salam Haniyeh, yang terluka dalam salah satu percobaan pembunuhan tersebut, mengatakan, “Kami telah pasrah dengan kematiannya, sebagaimana ayah (saya) katakan kepada kami setiap hari untuk pasrah dengan berita apa pun yang kami terima (tentang pembunuhannya).”
Abdul Salam Haniyeh menekankan pentingnya persatuan di kalangan warga Palestina, dan menegaskan bahwa ayahnya berdedikasi pada “persatuan nasional”.
“Kami sangat yakin pada rakyat Palestina dan pada kepemimpinan Palestina bahwa darah murni (para syuhada) harus menyatukan kita.”
Ia menyerukan “semua saudara di kepemimpinan Palestina yang bertemu di Beijing untuk bergerak menuju persatuan nasional bagi seluruh rakyat kita, karena musuh yang kejam tidak membeda-bedakan antara warga Palestina dan warga lainnya.”
“Kita semua menghadapi bencana mematikan yang dilakukan oleh musuh ‘Israel’, tetapi musuh ini akan lenyap, baik hari ini maupun besok, dan kita semua akan menyaksikan keruntuhannya,” tambahnya. (zarahamala/arrahmah.id)