MAGELANG (Arrahmah.com) – Puting beliung yang melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Selasa (11/11/2014), mengutip Antaranews, mengakibatkan 395 rumah warga rusak.
“Terdapat 395 rumah rusak berat maupun ringan. Sejumlah rumah itu berada di lima dari tujuh kecamatan yang tersapu puting beliung,” kata Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Kabupaten Magelang, Joko Sudibyo di Magelang, Rabu.
Selain itu, katanya juga terdapat empat orang terluka akibat tertimpa atap rumahnya yang ambruk.
“Puting beliung yang terjadi kemarin cukup besar, waktunya lama, dan mencakup wilayah luas. Ini kejadian pertama dalam sepuluh tahun terakhir di Kabupaten Magelang. Tak heran, jumlah kerusakan dan kerugian harta benda cukup banyak,” katanya.
Dia menyebutkan tujuh kecamatan yang dilanda puting beliung, yakni Borobudur, Tempuran, Mertoyudan, Salam, Srumbung, Salaman, dan Ngluwar.
Menurut dia kerusakan paling parah di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Borobudur di Desa Kembanglinmus. Di tempat ini dari tujuh dusun ada enam dusun yang yang terkena, meliputi Dusun Bugelan, Tidaran, Sembungan, Wonotigo, Gombong, Ngasinan dan Bumen.
“Terparah terjadi di Dusun Tidaran, yang menyebabkan dua rumah ambruk dan melukai dua warganya. Total di wilayah ini ada 185 rumah rusak berat dan ringan,” katanya.
Kecamatan lain yang juga parah, yakni Kecamatan Tempuran terjadi di Desa Ringin Anom dengan jumlah rumah rusak berat dan ringan mencapai 125 rumah. Kemudian Kecamatan Mertoyudan terjadi di tiga desa, yakni Desa Kalinegoro, Pasuruan, dan Donorojo dengan jumlah rumah rusak berat dan ringan ada 82 rumah.
“Selain tiga kecamatan itu, angin puting beliung yang terjadi kemarin, juga melewati Kecamatan Salam yang menyebabkan tiga rumah rusak dan Kecamatan Srumbung yang menyebabkan lima rumah rusak. Sedangkan di Kecamatan Salaman dan Ngluwar hanya menyebabkan pohon tumbang serta akses jalan Borobudur-Salaman sempat terputus karena banyak pohon tumbang di jalan,” katanya.
Ia menuturkan langkah yang sudah dilakukan BPBD antara lain membuka akses jalan yang tertutup pohon, menyalurkan logistik, dropping air dan terpal bagi warga yang rumahnya ambruk.
“Kami juga berkoordinasi dengan TNI, Polri serta relawan untuk melakukan pertolongan pertama dengan membuka akses jalan dan bergotong royong memberihkan puing-puing rumah yang ambruk serta membenahi rumah yang rusak,” katanya.
Ia mengatakan pihaknya juga membentuk tim untuk melakukan pendataan dan menghitung jumlah kerugian.
Puting beliung di Ngawi
Sementara itu dari Ngawi Berita Jatim melaporkan, amukan puting beliung di Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi beberapa waktu yang lalu ternyata menimbulkan kerugian yang cukup besar, dari perkiraaan pemkab setempat kerugiannya mencapai Rp 1 miliar.
“Sesuai data yang ada, bencana angin puting beliung pada Senin (10/11/2014) di tiga desa di Kecamatan Paron. Yakni Desa Paron, Dawu, dan Gelung. Total ruginya diperkirakan capai Rp1 miliar,” ujar Bupati Ngawi Budi Sulistiyono, Rabu (12/11/2014).
Menurut dia, terdapat 10 rumah warga yang mengalami rusak berat, dengan lima rumah di antaranya roboh akibat angin kencang tersebut. Sedangkan untuk yang rusak ringan ada sekitar 180 rumah.
Pihaknya terus berupaya agar bantuan segera diberikan. Adapun besaran bantuan yang diberikan mencapai Rp5 juta untuk rumah yang roboh dan Rp500 ribu untuk rumah yang rusak kategori sedang. Kemudian rumah rusak ringan akan diberikan bantuan bahan pokok.
“Pemberian bantuan dilakukan secara bertahap dan mengutamakan skala prioritas. Tentunya mengutamakan rumah warga yang roboh, supaya korban jangan sampai merepotkan tetangga dan dapat beraktivitas seperti semula,” kata Budi.
Bupati menambahkan, warga diimbau waspada saat musim hujan berlangsung. Hal itu mengingat wilayah Kabupaten Ngawi sangat rawan terjadi bencana alam saat musim hujan, baik bencana angin puting beliung, tanah longsor, maupun banjir.(azm/arrahmah.com)