MOSKOW (Arrahmah.com) – Putin telah menyatakan ketidakpuasan dengan pernyataan Amir Imarah Kaukasus, Dokka Abu Usman (Dokka Umarov) mengenai perubahan status warga sipil Rusia, menghapusnya dari kategori agresor dan memerintahkan pelarangan terhadap sasaran sipil.
Tiga hari setelah dipublikasikannya statemen Dokka Umarov oleh situs Kavkaz Center, Televisi FSB moskow, Vesti, menginformasikan kepada sipil Rusia mengenai ketidakpuasan Putin terhadap larangan tersebut dengan kedok “kritik media Barat”.
“Kritik media Barat” adalah metode standar propaganda Rusia ketika geng penguasa Rusia ingin mengekspresiken pendapatnya tanpa mengambil tanggung jawab formal untuk itu.
Televisi FSB melaporkan kata-kata Putin (kata-kata kasar telah diganti dengan kata-kata yang netral-KC) sebagai berikut :
The Wall Street Journal memberi kata untuk Umarov
Salah satu surat kabar AS-The Wall Street Journal-mempublikasikan komentar sendiri dalam video Dokka Umarov yang diposting di internet Jumat pekan lalu.
Surat kabar yang memiliki sirkulasi harian lebih dari dua juta kopi, sebenarnya telah dicetak ulang (untuk daya tarik Umarov). Selain itu, (umarov) ynag ditunjuk oleh AS sebagai orang yang dicari, adalah sangat dihormati dalam artikelnya dengan menulis “Mr. Umarov”. Bagaimanapun, Gedung Putih cukup puas dengan publikasi ini.
Sebuah berita singkat dengan judul : “Pemimpin Islam Rusia menyeru untuk mengakhiri serangan”, muncul di The Wall Street Journal akhir pekan lalu. Demikian surat kabar Amerika menanggapi video Dokka Umarov.
The Wall Street Journal mengutip secara rinci ide-ide politik Umarov. Ide utamanya sangat sederhana, seorang pemimpin yang mengaku bertanggung jawab atas banyak serangan (operasi sabotase sukses-red) di Rusia, mengatakan bahwa protes jalanan menunjukkan keengganan warga Rusia yang notabene adalah “sandera dari Putin” untuk terus mendukung rezimnya. Dalam hal ini, dia-Umarov-mendesak pendukungnya untuk menghentikan serangan terhadap warga sipil di Rusia.
Surat kabar Amerika cukup hemat menulis seperti itu. Selama dua tahun terakhir, ia mengaku bertanggung jawab atas pemboman kereta Nevsky Express di tahun 2009 dan ledakan di stasiun metro Moskoq pada tahun 2010.
Umarov yang percaya bahwa warga Rusia adalah sandera Putin, terlibat dalam kematian ratusan orang Rusia, termasuk operasi di bandara Domodedovo Moskow.
Umarov juga ditunjuk oleh pemerintah AS, dua tahun lalu sebagai seorang Mujahid yang berbahaya yang mengancam tidak hanya Rusia tetapi juga Amerika. Departemen Luar Negeri AS menawarkan hadiah lima juta USD untuk kepalanya.
Oleh karena itu, upaya dari koran Amerika untuk menganalisis ide-ide dan komentar penilaian tentang situasi politik di Rusia, dapat benar-benar dipertimbangkan sebagai provokasi yang aneh dan kikuk oleh “banyak orang di Rusia”.
Perlu dicatat bahwa situs The Wall Street Journal hanya mempublikasikan tujuh baris cerita (menurut Putin) berita singkat untuk akses gratis, tetapi tujuh baris sudah cukup untuk memahami isi artikel.
Bahasa yang ada cukup kasar dalam hal Mujahidin dibandingkan dengan laporan media Barat dalam cerita itu. Jadi, bukan The Wall Street Journal yang mengganggu Putin, tapi isi dari pernyataan amir Imarah Kaukasus yang mengganggunya. (haninmazaya/arrahmah.com)