ATHENA (Arrahmah.com) – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Jum’at (27/5/2016) bahwa ia siap mempertimbangkan pemulihan hubungan dengan Turki, tapi itu akan memerlukan langkah pertama dari Turki.
“Rusia juga ingin mengembalikan hubungan dengan Turki, kami masih tidak mengerti mengapa pesawat ditembak jatuh,” kata Putin dalam konferensi pers bersama di Athena dengan Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras, Daily Sabah melaporkan.
Hubungan antara kedua negara itu mencapai titik terendah pada November 2015, ketika Turki menembak jatuh pesawat tempur Rusia yang melintasi wilayah udaranya.
Menyusul jatuhnya pesawat pengebom Sukhoi-24M tersebut di perbatasan Suriah, Moskow mengumumkan sanksi yang luas terhadap Turki, termasuk menghentikan perjalanan bebas visa dan larangan produk makanan Turki. Rusia juga menyerukan warga negaranya untuk memboikot Turki sebagai tujuan wisata.
Turki dan Rusia selama bertahun-tahun telah memiliki kebijakan yang berbeda terkait Suriah dan Ukraina. Turki tidak mengakui aneksasi Rusia terhadap republik otonom Krimea Ukraina pada tahun 2014 dan telah berulang kali menuding Moskow mendukung rezim Asad di Suriah.
Putin mengatakan tidak akan ada pembahasan lagi tentang Krimea, semenanjung Ukraina yang disita oleh pasukan yang didukung Kremlin pada tahun 2014, yang mengarah kepada sanksi dari Uni Eropa dan AS.
(ameera/arrahmah.com)