MOSKOW (Arrahmah.com) – Rusia akan mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melawan retorika agresif NATO yang semakin meningkat, kata Presiden Vladimir Putin kepada anggota parlemen.
Dia menyerukan untuk membuat sistem keamanan internasional yang terbuka untuk semua negara.
Ini diperlukan untuk membuat sistem keamanan kolektif yang terbuka untuk semua negara, kata Putin pada Rabu (22/6/2016) di parlemen Rusia, sebagaimana dilansir RT.
“Rusia siap untuk membahas masalah yang sangat penting ini,” katanya, menambahkan bahwa proposal tersebut sejauh ini masih belum dijawab oleh negara-negara Barat.
“Tapi sekali lagi, seperti pada awal Perang Dunia II, kita tidak melihat respon positif sama sekali,” lanjutnya, “Sebaliknya, NATO semakin meningkatkan retorika agresifnya dan tindakan agresifnya di dekat perbatasan kita.”
“Dalam hal ini, kita harus memberikan perhatian khusus untuk memperkuat kemampuan pertahanan negara kita,” pungkasnya.
Putin menyampaikan pidato tersebut di tengah pengerahan besar-besaran pasukan NATO di Eropa Timur. Setelah Krimea bergabung dengan Rusia pada tahun 2014, blok tersebut mulai melakukan pengerahan pasukan, peralatan dan infrastruktur ke Polandia dan negara-negara Baltik, dengan alasan bahwa itu akan melindungi kawasan ini dari dugaan agresi Rusia.
Pada KTT Warsawa mendatang pada bulan Juli, para pemimpin NATO diduga akan mengerahkan empat batalyon yang terdiri dari hingga 800 pasukan di setiap unitnya ke Baltik dan Polandia, bersama dengan semakin meningkatnya skala dan kecepatan latihan militer multinasional NATO.
Latihan militer besar-besaran NATO yang baru-baru ini digelar yaitu Anakonda 2016, Saber Strike dan BALTOPS, melibatkan ribuan tentara dan ratusan kendaraan tempur untuk mensimulasikan operasi skala besar di Polandia, Latvia, Lithuania dan Estonia.
Moskow mengatakan bahwa peningkatan NATO dan retorika permusuhannya terhadap Rusia tidak akan membantu untuk meningkatkan keamanan dan stabilitas di Eropa, dan telah memicu tindakan yang sebaliknya.
(ameera/arrahmah.com)