MOSKOW (Arrahmah.id) – Presiden Rusia Vladimir Putin pada Sabtu (17/2/2024) memuji perebutan kota Avdiivka, Ukraina timur, oleh pasukannya sebagai “kemenangan penting”, setelah pasukan Kiev mundur secara tergesa-gesa.
Perebutan kota tersebut menandai perolehan teritorial paling signifikan bagi pasukan Rusia sejak perebutan Bakhmut pada Mei lalu.
“Presiden mengucapkan selamat kepada militer dan pejuang kami atas kemenangan yang begitu penting, atas keberhasilan ini,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada kantor berita pemerintah, seperti dilansir AFP.
Menteri Pertahanan Sergei Shoigu menginformasikan Putin tentang perebutan kota tersebut dalam sebuah pertemuan di Kremlin, kata kementeriannya dalam sebuah pernyataan.
Avdiivka adalah “pusat pertahanan yang kuat” bagi angkatan bersenjata Ukraina dan perebutannya akan “memindahkan garis depan menjauh dari (kota) Donetsk,” mengurangi kemampuan Ukraina untuk menggempur benteng Rusia, kata kementerian pertahanan.
Wilayah Donetsk di Ukraina adalah salah satu dari empat wilayah yang diklaim telah dicaplok Rusia.
Moskow melancarkan serangan intens untuk merebut Avdiivka, yang terletak sekitar 10 kilometer di utara kota Donetsk, pada Oktober lalu, dengan mengerahkan sumber daya peralatan dan tenaga kerja dalam jumlah besar ke kota tersebut.
Pertempuran untuk merebut Avdiivka menjadi salah satu episode paling berdarah dalam konflik selama dua tahun ini.
Kiev sebelumnya telah mengumumkan penarikan diri dari kota tersebut, yang dikatakannya dilakukan untuk mengurangi korban militer di saat sumber daya yang terbatas.
“Saat ini, langkah-langkah sedang diambil untuk membersihkan kota dari militan dan memblokir unit-unit Ukraina yang telah meninggalkan kota dan bersembunyi di pabrik kokas Avdiivka” di sebelah utara, kata kementerian pertahanan Rusia.
Moskow kembali melakukan serangan di Ukraina timur, dengan Kiev menderita kekurangan amunisi dan tenaga kerja di tengah-tengah terhambatnya bantuan Barat yang sangat dibutuhkan dan upaya yang sulit untuk merekrut lebih banyak tentara.
Garis depan hampir tidak bergerak selama lebih dari satu tahun -dengan pengecualian penangkapan Bakhmut oleh Rusia pada Mei lalu.
Namun, kekhawatiran semakin meningkat di Kiev dan Barat mengenai kemampuan Ukraina untuk bertahan melawan pasukan Rusia lebih lama lagi tanpa membuka paket bantuan militer senilai 60 miliar dolar AS dari Amerika Serikat. (haninmazaya/arrahmah.id)