MOSKOW (Arrahmah.com) – Presiden Rusia Vladimir Putin membahas konflik di Nagorno-Karabakh dengan mitranya dari Prancis Emmanuel Macron, kata Kremlin pada Sabtu (7/11/2020).
“Vladimir Putin memberitahu mitranya dari Prancis tentang langkah-langkah yang diambil untuk mencegah eskalasi permusuhan lebih lanjut dan melanjutkan pembicaraan untuk menyelesaikan masalah Nagorno-Karabakh dengan cara politik dan diplomatik secepat mungkin,” katanya, dikutip TASS.
“Ditekankan bahwa pihak yang bertikai harus mematuhi perjanjian 10 Oktober dan 17 Oktober tentang penghentian kekacauan.”
“Para pemimpin menekankan kesiapan mereka untuk melanjutkan koordinasi erat antara Rusia dan Prancis sebagai ketua bersama OSCE Minsk Group dan di dalam Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa,” kata Kremlin.
Pembicaraan tentang penyelesaian Nagorno-Karabakh telah berlangsung sejak 1992 di bawah OSCE Minsk Group, yang dipimpin oleh tiga ketuanya – Rusia, Prancis dan Amerika Serikat.
Bentrokan baru antara Azerbaijan dan Armenia meletus pada 27 September, dengan pertempuran sengit berkecamuk di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh. Daerah itu mengalami maraknya kekerasan pada musim panas 2014, April 2016, dan Juli lalu.
Azerbaijan dan Armenia telah memberlakukan darurat militer dan melancarkan upaya mobilisasi. Kedua pihak yang terlibat konflik telah melaporkan adanya korban, di antaranya adalah warga sipil.
Moskow menjadi perantara gencatan senjata kemanusiaan yang mulai berlaku pada pukul 12 siang waktu setempat pada 10 Oktober tetapi dilanggar. Belakangan, kementerian luar negeri Armenia dan Azerbaijan mengumumkan rencana untuk mendeklarasikan gencatan senjata lagi pada tengah malam pada 18 Oktober, tetapi permusuhan terus berlanjut dan pihak-pihak yang bertikai terus saling menyalahkan karena melanggar gencatan senjata. (Althaf/arrahmah.com)