MOSKOW (Arrahmah.com) – Dalam sebuah langkah yang bisa meningkatkan potensi ancaman konflik Rusia-NATO, Rusia mengatakan pada Rabu (25/11/2015) bahwa mereka akan mengerahkan misil pertahanan udara ke basis militer mereka di Suriah dan akan menghancurkan target apapun yang mungkin mengancam, menyusul jatuhnya sebuah jet tempur Rusia oleh Turki.
Namun, kantor berita milik negara Ria Novosti melaporkan bahwa Rusia telah mengerahkan rudal jarak jauh untuk sistem pertahanan udara di pangkalan di Suriah.
Insiden ini merupakan yang pertama kalinya dalam setengah abad di mana anggota NATO menembak jatuh sebuah pesawat tempur Rusia. Jika Rusia merespon dengan menjatuhkan pesawat Turki, anggota NATO tersebut (Turki-red) bisa memproklamasikan dirinya diserang dan meminta aliansi untuk bantuan militer.
Sebagian pengamat yakin bahwa konfrontasi militer langsung tidak akan terjadi, namun penembakan pesawat tersebut akan menjadi bahan bakar konflik Suriah dan menyulitkan “upaya perdamaian”.
Rudal S-400 yang presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan untuk dikirim ke pangkalan militer Hemeimeem di provinsi Latakia, Suriah, hanya berjarak 50 km dari perbatasan Turki, yang mampu menyerang target dalam jarak 400 km dengan presisi mematikan. Militer Rusia juga memindahkan kapal misil angkatan laut Moskva lebih dekat ke pantai untuk membantu melindungi pesawat tempur Rusia dengan sistem pertahanan udara jarak jauh Fort, lansir AP pada Kamis (26/11).
“Ini akan siap menghancurkan sasaran udara yang berpotensi bahaya bagi pesawat kami,” ujar Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan dalam sebuah pertemuan dengan pejabat militer Rusia.
Ia juga mengumumkan pemutusan semua hubungan militer dengan Turki dan mengatakan bahwa dari sekarang, pembom Rusia akan selalu dikawal oleh pejuang dalam misi tempur di Suriah. (haninmazaya/arrahmah.com)