JAKARTA (Arrahmah.com) – Kecanduan internet bisa dibilang ‘penyakit’ yang mahal. Lihat saja, untuk mengikuti program pemulihan di Pusat Kecanduan Internet di Amerika Serikat misalnya, pasien harus merogoh kocek hingga US$ 14 ribu atau setara dengan Rp 140 juta.
Dana sebesar itu untuk membiayai si pasien selama 45 hari menginap dan mengikuti seluruh program penyembuhan di lembaga bernama ReSTART yang berlokasi di dekat markas besar Microsoft di Redmond tersebut.
Tak hanya pasien yang punya masalah dengan internet yang bisa ditampung ReSTART, tapi juga bagi mereka yang tak bisa melepaskan diri dari video game, ponsel, chatting, Facebook, dan beragam dampak negatif teknologi lainnya.
Hilarie Cash, Direktur Eksekutif dan Terapis ReSTART mengatakan, di sejumlah negara maju pusat penyembuhan akibat imbas negatif dari teknologi seperti ini sudah sangat dibutuhkan. Seperti di China, Korea Selatan dan Taiwan kecanduan internet itu sudah dianggap penyakit yang serius dan nyata.
Di Negeri Paman Sam sendiri, American Psychiatric Association memasukkan kecanduan internet di bagian terpisah dengan penyakit lain pada umumnya. Sehingga, dilansir Cellular News, Senin (7/9), untuk biaya perawatan tidak ditanggung oleh pihak asuransi. (dtk/arrahmah.com)