CIANJUR (Arrahmah.id) – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat sebanyak 3.993 unit rumah dan 10 fasilitas umum rusak akibat gempa Cianjur.
Hal itu disampaikan Dirjen Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto.
“Ribuan rumah dan puluhan fasilitas sosial dan umum, seperti masjid dan sekolah yang rusak terdampak gempa Cianjur. Data itu tercatat pada aplikasi rumah terdampak gempa (Rutena) Kementerian PUPR,” kata Iwan dalam keterangannya, Senin (12/12/2022).
Dari ribuan rumah tersebut, ada yang mengalami rusak ringan, sedang hingga berat.
Sementara 10 fasilitas sosial dan umum, seperti masjid dan sekolah rusak berat dan sedang.
“Dalam aplikasi rumah terdampak bencana atau Rutena tidak hanya mendata rumah terdampak. Tetapi juga tingkat kerusakan, titik koordinat posisi rumah dan foto rumah serta kerusakannya,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, ribuan rumah yang terdampak itu tepat berada diatas jalur patahan aktif Cugenang. Karena itulah, direkomendasikan harus direlokasi.
“Zona patahan aktif Cugenang yang memang baru diketahui tersebut membentang sepanjang 9 kilometer. Ada 9 desa di dua kecamatan, yaitu sebanyak 8 desa di Kecamatan Cugenang dan satu desa di Kecamatan Cianjur Kota,” ungkapnya.
Berdasarkan hasil analisa BMKG dan Badan Geologi, wilayah yang masuk zona bahaya yakni dengan radiusnya sekitar 300-500 meter dari garis patahan.
Sehingga, lanjutnya, masyarakat diminta mematuhi semua rekomendasi yang telah dikeluarkan.
“Wilayah yang masuk zona bahaya, sudah tidak boleh lagi di bangun infrastruktur seperti permukiman. Hanya di rekomendasikan sebagai lahan hijau atau lahan resapan,” pungkas Iwan.
(ameera/arrahmah.id)