EROPA (Arrahmah.com) – Para pemimpin Uni Eropa di Brussels untuk KTT pertama mereka tahun ini dalam waktu lima hari di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, dalam upaya untuk mengakurkan penghematan dengan pertumbuhan dan untuk menyetujui “dana penyelamatan permanen” untuk zona euro yang dilanda krisis utang, yang hampir pailit.
Pada setengah hari pertemuan puncak pada hari Senin (30/1/2012) dimaksudkan untuk fokus pada cara untuk menghasilkan pertumbuhan dan menciptakan lapangan kerja, sementara memiliki langkah-langkah fiskal yang lebih keras bagi negara-negara dengan tingkat ketidakstabilan utang.
Pertemuan puncak itu bertepatan dengan mengadakan pemogokan umum terhadap langkah-langkah penghematan pemerintah Belgia yang telah dimulai di Brussel.
Para pemimpin Uni Eropa juga diharapkan untuk menempatkan sentuhan penyelesaian pada pakta Jerman untuk disiplin anggaran ketat dan mendukung undang-undang “dana penyelamatan” 500 miliar euro yang akan dibentuk tahun ini.
Sebagian besar negara anggota zona euro, kecuali Inggris, telah sepakat untuk mendaftar untuk perjanjian anggaran baru, atau “kompak fiskal”.
Sementara itu, negosiasi restrukturisasi utang Yunani yang belum terselesaikan dengan kreditor swastanya mungkin merupakan upaya masam untuk mengirim pesan yang “lebih optimis” bahwa Eropa semakin di atas krisis utang.
Saat ini ada lebih dari 23 juta orang menganggur di Uni Eropa dan ada kekhawatiran bahwa langkah-langkah penghematan keras dapat membahayakan perusahaan dan pelatihan.
Eropa sedang berjuang melawan krisis utang yang sejauh ini telah mendorong dua lembaga rating kredit internasional untuk memotong rating setidaknya lima anggotanya termasuk Italia, Spanyol dan ekonomi kedua terbesar Uni Eropa, Prancis, yang kehilangan triple-A nya di rating kredit.
Ada kekhawatiran bahwa penundaan lebih lama mengatasi krisis utang zona euro, yang dimulai di Yunani pada akhir 2009 dan menyebar ke Italia, Spanyol dan Perancis tahun lalu, bisa mendorong tidak hanya Eropa tetapi juga jauh dari sisa-sisa negara maju kembali ke resesi.
Jepang bependapat bahwa krisis euro adalah ancaman terbesar bagi ekonomi global. Ahli ekonomi Inggris mengatakan, Uni Eropa membutuhkan perubahan seluruh sistem untuk pulih dari krisis utang yang dihadapinya sebagai masalah keuangannya, hasil dari kebusukan kapitalisme, yang pada dasarnya dibangun oleh mereka sendiri.
(siraaj/arrahmah.com)