NABLUS (Arrahmah.id) – Beberapa warga Palestina terluka oleh peluru dan puluhan pingsan oleh gas air mata saat pasukan “Israel” membuka jalan bagi para pemukim untuk mengunjungi Makam Yusuf, sebelah timur Nablus pada Rabu pagi (17/5/2023).
Sumber-sumber lokal mengatakan kepada Al-Araby Al-Jadeed bahwa pasukan “Israel” menduduki daerah permukiman di sekitar makam untuk “melindungi” para pemukim, yang berniat berdoa di makam.
Penembak jitu ditempatkan di atap gedung di sekitarnya, dan mulai menembakkan peluru tajam ke pemuda setempat di jalan, sementara gas air mata membanjiri rumah.
Makam Yusuf, yang dimuliakan oleh Muslim, Kristen, Samaria, dan Yahudi, adalah tempat serbuan ilegal reguler pemukim “Israel” yang datang untuk berdoa di tempat tersebut.
Beberapa warga Palestina terluka, salah satunya dalam kondisi kritis, menurut direktur Bulan Sabit Merah Nablus Ahmed Gibreel.
Lebih dari 80 warga Palestina dirawat karena cedera terkait gas air mata, tambahnya.
Serangan terbaru di Nablus terjadi hanya beberapa hari setelah pasukan “Israel” membunuh Saleh Sabra yang berusia 22 tahun, yang berasal dari kamp pengungsi Asker di sebelah timur kota.
Jumlah warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan “Israel” sejak awal 2023 telah mencapai 151 orang, kata kementerian kesehatan Palestina dalam siaran pers pada Senin (15/5).
Angka tersebut tiga kali lipat jumlah warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan “Israel” selama periode yang sama tahun lalu.
Menurut kementerian tersebut, 33 warga Palestina yang tewas tahun ini tewas dalam serangan terbaru “Israel” di Jalur Gaza, yang diakhiri dengan gencatan senjata pada Ahad (14/5).
Serangan “Israel” di Tepi Barat dimulai pada Maret 2022 dan meningkat setelah pemilihan kembali Benjamin Netanyahu sebagai perdana menteri dari pemerintah koalisi sayap kanan “Israel”.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan kuartal pertama 2023 adalah yang paling mematikan bagi warga Palestina dalam 23 tahun. (zarahamala/arrahmah.id)