SHAN’A (Arrahmah.com) – Puluhan santri warga negara Indonesia (WNI) yang sedang menuntut Ilmu di Yaman dilaporkan disandera oleh gerombolan pemberontak Syiah Hauthi. Pemberontak dukungan Iran ini menggeledah beberapa masjid di ibukota Yaman. Hal ini disampaikan oleh seorang mahasiswa Indonesia di Sanaa.
Mengutip CNN Indonesia Sabtu (28/3/2015), Muhammad Kholil, mahasiswa Andalus University, Sanaa, mengatakan bahwa pemberontak Syiah mengepung dan menggeledah masjid dengan mengerahkan 10 kendaraan penuh senjata beberapa waktu lalu. Warga asing di dalamnya langsung ditangkap.
Di antaranya adalah 24 WNI yang ditangkap di tiga masjid; enam orang dari masjid Sunnah di Sawan, 17 orang di masjid Al Fath, Syumailah, dan seorang dari masjid As Syarqoin. Seorang di antaranya, kata Kholil, adalah wanita yang sedang hamil tua.
“Saya berharap KBRI bergerak cepat untuk membebaskan WNI yang ditangkap Houthi. Saya berharap ada usaha yang intensif, karena ada salah satu keluarga ikhwan yang istrinya hamil tua sedang suaminya tidak tahu ada di mana,” ujar Kholil.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia (PWI-BHI) Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhamad Iqbal, mengakui memang muncul berita soal penangkapan WNI, namun KBRI di Shan’a masih berusaha mengonfirmasi kebenaran informasi tersebut.
“Kami belum bisa memastikan sampai mendapat konfirmasi yang jelas. Saat ini sedang dicek oleh KBRI, namun pergerakan masih sangat sulit karena situasi perang di Sanaa,” kata Lalu.
Santri yang terusir
Menurut Kholil, para WNI itu diduga ditangkap karena tidak memiliki izin tinggal. Dia melanjutkan, para WNI yang ditangkap itu adalah para santri asal Darrul Hadits, Dammaj, yang terusir dari pesantren karena agresi Houthi dan tidak diberikan izin tinggal di Sanaa oleh kelompok Syiah itu.
“Kelompok WNI dari Dammaj mendapatkan tekanan dari Houthi. Mereka tidak diberi izin tinggal, dicekal dan ditangkap. Beberapa terpaksa tinggal di masjid setelah keluar dari Dammaj,” lanjut Kholil dalam percakapan sebelumnya.
Darrul Hadits di Dammaj menjadi medan perang pada tahun 2013 lalu saat kelompok Syiah Houthi menyerang pesantren tersebut. Beberapa WNI tewas dalam serangan Houthi saat itu. Untuk menghindari Houthi, Darrul Hadits memindahkan praktik belajar dan mengajar mereka ke Sanaa.
Laporan pagi ini yang diterima Arrahmah.com dari Faruq di Yaman, saat ini pemberontak Syiah sedang mengepung rumah kontrakan pelajar Indonesia di kota Shan’a. Terdapat lima pelajar di dalam kontrakan tesebut.
“Syiah semakin membabi buta,” kata dia. (azm/arrahmah.com)